Sebagai guru SD Anda merasa bahagia apabila semua
murid yang dididik sehat jasmaninya dan dapat belajar dengan gembira serta mudah menyerap materi pelajaran
secara maksimal. Kesegaran jasmani merupakan tujuan utama dari Pendidikan
Jasmani di sekolah. Dengan kesegaran jasmani yang prima
bagi seorang murid maka akan dapat melakukan semua kegiatan yang dibebankan
kepadanya. Untuk mengetahui tentang kesegaran jasmani murid, maka guru perlu
melakukan suatu kegiatan evaluasi atau
penilaian tentang kegiatan Pendidikan
Jasmani yang diajarkannya. Di samping untuk melakukan kegiatan penilaian
terhadap kesegaran jasmani murid, guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesegaran di sekolah, guru juga melakukan kegiatan penilaian antara
lain:
Antrophometri
Antropometri adalah
kegiatan mengukur postur tubuh murid yang berkaitan dengan: tinggi badan, berat badan, panjang tungkai, Panjang togok, lingkar dada, lengan,
paha dan sebagainya. Dengan melakukan
pengukuran terhadap antropometri murid, maka guru akan dapat mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan muridnya selama menjadi murid di sekolah tersebut.
Selain itu, guru dapat pula mengetahui tentang tipe muridnya seperti: kurus (astenis), gemuk (piknis), dan berotot (atletis),
kegiatan-kegiatan jasmani sesuai dengan tipe muridnya, terutama dalam memberi
beban tugas.
A.
Kemampuan
Gerak pada Umumnya
Penilaian
terhadap kemampuan gerak umum dari murid tersebut dengan tujuan menilai
terhadap kemampuan berolahraga yang berkaitan dengan tes mengukur terhadap
kemampuan mudah atau tidaknya seseorang mempelajari atau menerima keterampilan gerak dasar teknis
olahraga (motor educability). Di
samping itu juga tes tentang motor
ability yaitu tes berkaitan dengan kemampuan melakukan gerak dasar cabang
olahraga.
Tes
kemampuan gerak tersebut mempunyai
serangkaian bentuk tes item yang terdiri dari: lari – lompat - push up - pull up - sit up dan
sebagainya. Hal ini tergantung pada maksud dan tujuan dari tes yang diharapkan.
Sebagai contoh serangkaian item tes yang dapat dilaksanakan untuk murid SD
adalah:
Lari
50 m Lari
jalan 800 m
Push
up dalam 30 detik Sit up dalam
30 detik
Lari
mondar-mandir 4 x 10 m
Item tes ini dapat
dilaksanakan 2 hari atau sehari tergantung pada kondisi fisik para muridnya. Hal yang penting bahwa murid-murid tersebut melakukannya sesuai kemampuan diri
sendiri tanpa ada paksaan. Hasil tes harus dicatat oleh guru sehingga dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap awal tes dengan hasil tes
berikutnya. Hasil tersebut perlu diberitahukan kepada para murid agar mereka
dapat mengetahui tentang perubahan yang telah dicapainya dari hasil latihan
selama pelajaran Penjaskes. Pemberitahuan tersebut dapat ditulis besar seperti
pengumuman di papan pengumuman. Bilamana guru memiliki penilaian normatif seperti
penilaian dari ACPFT (Asian Children
Physical Fitness Test) sebaiknya digunakan norma penilaian tersebut,
bilamana tidak ada, maka digunakan Nilai Acuan Patokan Prosentase dari hasil
rata-rata keseluruhan hasil yang telah dilakukan oleh para muridnya.
2.
Mengukur
Kemampuan Otot
Pengukuran
terhadap kemampuan otot ini tidak semua dapat digunakan untuk murid-murid SD,
khususnya untuk kelas I sampai dengan kelas IV, mungkin untuk kelas V dan VI,
mengingat bahwa Penjaskes SD lebih banyak bersifat bermain gembira serta sehat,
maka untuk melakukan tes kemampuan otot ini merupakan pengetahuan yang perlu
dimiliki oleh seorang Guru SD, agar dapat digunakan oleh guru tersebut,
bilamana terjun di masyarakat atau diminta untuk mengajar di SLTP.
Jenis
tes untuk kemampuan otot sebagai berikut:
1.
Tes
kekuatan otot
Tes
kekuatan otot ini digunakan alat ukur yang disebut dynamometer. Otot yang diukur antara lain kekuatan peras dari
tangan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot tungkai atau otot lengan dan
sebagainya.
2.
Tes
daya ledak otot
Daya
ledak otot atau explosive power
merupakan tenaga untuk memindahkan tubuh dalam waktu tertentu, misalnya
melompat (dengan awalan satu kaki), meloncat (dengan awalan dua kaki),
melempar, memukul dan sebagainya.
Contoh
tes kamampuan daya ledak otot sebagai berikut:
Lompat
tegak
a.
Alat
yang diperlukan:
1)
Papan
berskala yang ditempel di dinding
2)
Penghapus
papan tulis
3)
Serbuk
kapur
4)
Alat
tulis
b. Pelaksanaan:
a)
Papan
berskala di tempel di dinding setinggi jangkauan murid-murid
b)
Peserta
berdiri menyamping dinding dibawah papan skala
c)
Tangan
peserta diolesi kapur khususnya pada ujung jarinya
d)
Peserta
meraihkan tangannya lurus ke atas setinggi-tingginya menempel ke papan
skala, sehingga bekas tempelan tangan tertera di papan skala. Selanjutnya
dicatat seberapa jangkauan tersebut.
e)
Kemudian
peserta melakukan ancang-ancang untuk melompat ke atas tegak lurus, selanjutnya
peserta melakukan lompatan ke atas setinggi-tingginya sambil meraih tangan yang
dioles kapur tersebut menyentuh papan skala, sehingga berbekas di papan skala
dan dapat dibaca oleh guru dan dicatat.
f)
Selanjutnya
dihitung selisih antara jangkauan tangan dengan hasil raihan tangan dengan
lompat tegak tersebut. Selisih inilah
merupakan kemampuan daya ledak otot tungkai.
3.
Tes
daya tahan
Tes
daya tahan ini berkaitan dengan jantung dan paru-paru. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui tentang daya tahan atau kemampuan kerja fisik seseorang, dengan
cara: jalan cepat atau lari dalam jarak tertentu sesuai dengan standar
penilaian yang telah ditetapkan seperti yang diciptakan oleh Kenneth H. Cooper
yaitu tes aerobik. Memang untuk tes aerobik dari Cooper ini digunakan untuk
usia 13 tahun ke atas. Tetapi tidak ada
salahnya untuk digunakan bagi murid SD, meskipun penilaiannya tidak menggunakan
norma Cooper, tetapi menggunakan Norma Patokan Prosentase yang dicapai oleh
semua murid yang melakukan tes daya tahan tersebut. Untuk mengetahui kemampuan
kerja fisik seorang orang dilakukan tes atau mengukur waktu tempuh dua macam
yaitu:
a. Tes
jalan cepat 4.800 m
1)
Sarana
dan prasarana:
a)
Lintasan
jalan datar dengan jarak 4800 m
b)
Stopwatch
2) Pelaksanaannya:
a)
Sebaiknya
dilaksanakan pagi hari sebelum jam 10.00
b)
Peserta
harus berjalan cepat, tetapi tidak boleh lari
c)
Peserta
tidak diperkenankan berhenti atau istirahat untuk makan atau minum
d)
Peserta
memakai nomor start di dada dan punggungnya
e)
Rombongan
peserta diberangkatkan bersama-sama dari belakang garis start
f)
Peserta
berjalan cepat menuju ke garis finish dan setiap peserta yang masuk ke garis
finish dicatat waktu tempuhnya oleh petugas yang telah ditunjuk.
Hasil klarifikasi kesegaran
jasmani dari seseorang dicocokkan dengan tabel seperti yang tercantum
berikut ini, sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Bilamana tidak dapat
menyelesaikan tes tersebut, berarti tes dinyatakan gagal dan diulangi bila yang
bersangkutan telah mampu untuk melaksanakan.
Keterangan:
> : lebih besar dari
< : kurang dari
Thn : tahun
Mnt: menit
Dtk : detik
Tes dilakukan dengan jalan
cepat (tidak boleh lari).
b. Tes
lari 1.600 m
1)
Sarana
dan prasarana:
a)
Lintasan
jalan datar dengan jarak 1.600 m
b)
Stopwatch
c)
Alat
tulis menulis
d)
Nomor
start
2)
Pelaksanaan:
a)
Sebaiknya
tes dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00
b)
Peserta
dianjurkan lari secepat mungkin sesuai kemampuannya
c)
Peserta
tidak boleh istirahat untuk makan dan minum selama pelaksanaan tes.
d)
Pemberangkatan
dilakukan dengan start masal dari belakang garis start
e)
Setiap
peserta mengenakan nomor start di dada dan punggungnya.
Norma Penilaian Tes Lari 1,6 Km
Keterangan:
> : lebih besar dari
< : kurang dari
Thn : tahun
Mnt : menit
Dtk : detik
Hasil yang dicapai oleh setiap
peserta dicatat oleh pencatat waktu adalah sebagai hasil kemampuan daya tahan
peserta yang dicocokkan dengan tabel norma penilaian seperti yang tercantum
berikut ini, sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Bilamana seorang murid
tidak sampai ke garis finish, berarti tes tersebut gagal. Namun demikian guru
perlu memberikan motivasi untuk berlatih lagi agar dia dapat mencapai garis
finish. Hal yang terpenting dalam kegiatan tes daya tahan ini dapat digunakan
sebagai alat bagi guru untuk memberikan motivasi kepada para murid SD melakukan
kegiatan lari, meskipun santai, lama kelamaan dapat dianjurkan untuk lebih
mempercepat waktu tempuhnya.
4.
Tes
kecepatan
Kekuatan
otot erat hubungan dengan kecepatan, karena dengan kekuatan otot yang sudah
siap, damak dapat melakukan kontraksi secara cepat dan melakukan kerja cepat.
Unsur kecepatan otot ini sangat dibutuhkan oleh setiap cabang olahraga, karena
kecepatan otot tersebut dapat menentukan kemenangan.
Jenis tes yang digunakan
untuk kecepatan ini antara lain:
a.
Lari
cepat dari jarak 40 m sampai 100 m sesuai dengan usia anak
b.
Kecepatan
memukul bola atau smash
c.
Kecepatan
melempar bola
Hasilnya dengan waktu tempuh dari gerakan awal
sampai pada akhir gerakan.
5.
Tes
kelentukan otot
Sebagai
salah satu dasar kecakapan gerak motorik adalah fleksibilitas atau kelentukan.
Gerak ini dilakukan oleh murid dengan gerak maksimal yaitu rentangan dari persendian secara maksimal.
Fleksibilitas ini dapat diukur dengan mengukur rentangan atau kemampuan
jangkauan dari persendian dengan menggunakan ukuran yang mungkin dapat dibuat
sendiri. Misalnya untuk mengukur kelentukan punggung yaitu dengan membungkuk
maksimal tanpa menekuk lutut. Kemampuan melakukan “splits” (kangkang) sampai rata dengan lantai. Jarak yang diukur
adalah kemampuan maksimal gerak membungkuk dan jarak splits dari lantai.
6.
Tes
keseimbangan
Keseimbangan
ini merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari mengingat bahwa
keseimbangan tersebut mengatur kita berjalan, tegak berdiri tanpa jatuh serta
menentukan arah tujuan gerak yang kita lakukan. Keseimbangan dalam olahraga
merupakan dasar dari gerak performance
dan kemampuan melakukan gerak (motor
ability). Hal ini yang mengatur tentang kelincahan gerak seorang atlet dan gerak
koordinasi pada setiap gerak dari cabang olahraga. Untuk mengetahui tentang
kemampuan keseimbangan seseorang murid dilakukan tes meniti pada balok titian
mulai dari yang lebar penampangnya sampai pada yang paling kecil tanpa jatuh
dan waktu tertentu. Terutama untuk gerak dalam olahraga senam sangat banyak
dibutuhkan kemampuan keseimbangan dari murid untuk dapat melakukan keterampilan
dalam senam.
7.
Tes
koordinasi
Untuk
melakukan gerakan-gerakan yang rumit diperlukan koordinasi. Jadi koordinasi
merupakan unsur gerak yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk melakukan
gerakan cabang olahraga. Lebih rumit suatu gerakan, lebih sulit bagi seseorang
menggunakan koordinasi dalam otak pengendaliannya. Untuk mengetahui tentang
kemampuan koordinasi gerak dari setiap murid, diberikan tes gerak meniru yang
diberikan oleh guru, atau gerak mengubah arah dengan cepat dan squart thrust (gerak kombinasi) berdiri
jongkok lempar kedua kaki ke belakang – jongkok – berdiri.