Pendidikan jasmani yang
merupakan salah satu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, sangat
besar perannya terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Seperti telah kita
ketahui bersama, bahwa keberhasilan dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan
yang kita harapkan diperlukan adanya suatu cara dalam pelaksanaannya. Demikian
juga untuk melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah, baik berupa alat-alat
yang nyata di dalam melakukan suatu bentuk gerakan seperti: tongkat, simpai,
gada, peti lompat, tambang, bola kasti, bola voli, bola kaki, bola basket,
matras, lembing, peluru, dan sebagainya, maupun alat pendidikan yang berupa
pembentukan kebiasaan, pemberian hadiah dan hukuman, pemberian motivasi,
pemberian teguran, penugasan, dan sebagainya, kesemuannya merupakan suatu
tindakan kepedulian di dalam pendidikan. Misal sebagai salah satu contoh,
setiap bangun tidur anak-anak disuruh membereskan tempat tidurnya, mandi
memakai sabun, membersihkan gigi dengan sikat gigi dan memakai odol, berpakaian
yang rapi bila berangkat ke sekolah, dan yang lainnya.
Tindakan-tindakan yang
diberikan kepada anak tersebut, bertujuan untuk menanamkan kebiasaan agar hidup
teratur dan membiasakan anak hidup sehat. Selain tindakan, situasi dan sikap
pun dapat dijadikan alat dalam pendidikan, misalnya seperti: pergaulan,
upacara, peringatan, darmawisata, berkenalan, berkemah, perlombaan, latihan,
dan sebagainya, memperlihatkan kasih sayang, memperhatikan dengan
sungguh-sungguh, mau mendengarkan, kesediaan dalam memberikan bantuan atau
pertolongan, memperlihatkan keramah-tamahan, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian
tersebut di atas, maka peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu alat
tercapainya tujuan pendidikan, antara lain membantu dalam:
a.
Pembentukan Tubuh
Peran
pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat dengan
bertambahnya otot-otot menjadi lebih besar dan kuat, badan tumbuh menjadi lebih
besar dan lebih tinggi, hingga dapat bersikap dan bertindak dengan sempurna,
serta akan tumbuh dan berkembang secara harmonis. Dengan melakukan pendidikan
jasmani yang teratur serta dibimbing dan diarahkan, maka organ-organ tubuh pun akan
bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani.
Dengan
demikian anak-anak akan memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
pentingnya pendidikan jasmani di dalam kehidupannya. Dengan demikian dasar
tubuh yang kuat, anak-anak akan lebih meningkat lagi keterampilan geraknya. Menurut
Sukintaka (2004) selain dari itu peran pendidikan jasmani sangat besar
sumbangannya terhadap anak dalam:
1.)
Memenuhi keinginan untuk bergerak
dan mempertahankan gerakan.
2.)
Mengembangkan perasaan terhadap
gerakan dan irama, serta penghayatan terhadap ruang, waktu, dan bentuk.
3.)
Menganalisis
kemungkinan-kemungkinan gerak untuk dirinya sendiri.
4.)
Memiliki keyakinan terhadap
gerakan yang dilakukannya serta perasaan terhadap sikapnya.
5.)
Mengembangkan kemampuan gerak
dan penyempurnaan gerak dengan melalui latihan-latihan yang teratur, sesuai
dengan kemampuannya.
b.
Pembentukan Prestasi
Telah kita ketahui
bersama, bahwa untuk dapat mencapai suatu prestasi yang diinginkan di dalam
pelajaran jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan,
kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan pengusahaan
terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk
melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya
suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam arti bukan saja pencapaian
prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pengajaran pendidikan
jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau
melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan apa yang
diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas, maka keampuhan pendidikan jasmani di dalam melaksanakan
peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain adalah:
1.)
Membentuk dan mengembangkan
anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.
2.)
Mengarahkan, membimbing, dan
mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan
kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri,
tanggung jawab, dan peningkatankemampuan diri.
3.)
Belajar untuk mengendalikan
terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang sinngkat atau keadaan
dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).
4.)
Menanamkan kepada anak untuk
dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap dirinya.
5.)
Menanamkan untuk belajar
meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai prestasi yang
diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat maupun
di dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga.
Dengan
ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka diharapkan dikemudian
hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta dapat mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
kelompok dan lingkungannya.
c.
Pembentukan Sosial
Anak sebagai makhluk
individu, juga sebagai makhluk sosial. karena itu tidak mungkin ia akan dapat
hidup menyendiri tanpa memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memperhatikan
kepentingan umum. Anak-anak di dalam hidupnya, selalu terikat oleh norma-norma
kehidupan bersama dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan bersama.
Oleh sebab itu, maka timbul
suatu ilmu yang khusus untuk menelaah tentang kehidupan anak atau kelompok
anak-anak yang terdiri dari individu-individu beserta sikap dan tindakannya,
serta unsur-unsur yang terdapat di dalam kehidupannya bersama (sosiologi).
Misalnya seperti: agama, adat-istiadat, keluarga, lingkungan, pemerintah,
pendidikan, dan sebagainya, merupakan unsur-unsur sosial yang menyangkut
perilaku dan tata kehidupan manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
kehidupan di masyarakat. Di dalam kehidupan bersama anak-anak akan tumbuh dan
berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari
mengenai keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang
lainnya.
Keadaan sama-sama berada
di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh
berbagai pengalaman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari
keadaan lingkungan keluarga kepada lingkungan di sekolahnya. Hal ini akan
terlihat adanya perubahan dari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan
untuk dapat berdiri sendiri.
Dengan demikian mereka
sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari
akan hidupnya, walaupun belum, secara mendalam. Namun demikian anak-anak sudah mulai diarahkan
kepada nilai-nilai dan norma kehidupan bersama. Dengan melalui pendidikan
jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan
hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai
dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif,
kreatif dan lebih bergairah.
Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial
anak-anak antara lain adalah:
1.) Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan
dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat
2.) Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan
aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan
dan memberikan pimpinan.
3.) Membina dan memupuk ke arah pengembangan
terhadap perasaan sosial, pengakuan terhadap orang lain.
4.) Menanamkan dan memupuk untuk selalu
belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan atau pertolongan, serta
memberikan perlindungan dan mau berkorban.
5.) Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau
belajar secara aktif di dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar,
bekerja, maupun dalam mengisi waktu-waktu luangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar