Proses belajar-mengajar merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan evaluasi
serta menyelenggarakan tindak lanjut
dalam kegiatan belajar-mengajar. Keberhasilan guru Pendidikan Jasmani dalam
tugas mengajar, dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh para muridnya. Untuk mengetahui hasil yang dicapai tersebut, guru perlu melakukan
suatu kegiatan evaluasi terhadap kegiatan belajar siswa. Evaluasi merupakan kegiatan pembelajaran yang
meliputi evaluasi proses dan hasil
belajar. Hasil kegiatan evaluasi
tersebut akan memberikan gambaran kepada guru dalam menyususn program
berikutnya. Gambaran tersebut dapat
bersifat baik atau sebaliknya, dengan demikian akan memberi kesempatan kepada
guru untuk melakukan program perbaikan (remidial) atau pengayaan.
Setelah selesai
mempelajari bahan ajar ini, diharapkan Anda
dapat :
- Mendefinisikan pengertian evaluasi Pendidikan Jasmani
- Menjelaskan tujuan dan fungsi Evaluasi Pendidikan Jasmani
- Mendeskripsikan prinsip-prinsip Evaluasi
- Mendeskripsikan Standar evalauasi Pendidikan Jasmani.
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses
mendapatkan informasi dan memergunakannya
untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat suatu keputusan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara pengukuran dan tes. Evaluasi merupakan kegiatan yang
selalu dilakukan oleh setiap guru, mempunyai arti yang sangat besar bagi
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran guru dengan siswa. Dalam modul ini akan dipaparkan beberapa
pendapat tentang evaluasi atau
penilaian. Evaluasi berasal dari kata
”evalution” (Inggris) yang berarti menilai. Menilai
lebih dalam maknanya daripada mengukur. Dengan mengukur kita akan mendapatkan
gambaran sesuatu yang diukur secara kuantitatif
(jumlah), misal menimbang berat badan si Amin 45 kg, Syarifah Aminah 40 kg; dan
tinggi badan Badrun 155 cm, Budiasih
(152 cm). Angka-angka tersebut menunjukan data pengukuran yakni kuantitatif
atau angka-angka.
Suatu proses pengamatan-pengukuran
yang berkelanjutan sampai murid berhenti belajar. Proses penilaian tidak akan
berhenti selama siswa berhenti belajar,
sehingga pemecahan kesulitan belajar siswa tidak terlambat ditangani dan dia
selalu dinyatakan sehat untuk belajar
sampai kepada penilaian akhir belajar.
Tugas guru di samping mendidik dan mengajar
adalah membuat penilaian terhadap siswa atas bahan-bahan yang telah
diajarkan. Pelaksanaannya dengan jalan
memberikan ulangan terhadap murid-muridnya. Penilaian merupakan suatu
usaha atau suatu proses untuk mengukur
atau memandingkan sesuatu dalam rangka mengetahui baik tidaknya atau memadai
tidaknya dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang sudah dipersiapkan
serta ditetapkan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang sudah dipersiapkan
yang sudah disiapkan serta ditetapkan terlebih dahulu.
Dengan memperhatikan arti evaluasi yang
digambarkan di atas, evaluasi mempunyai arti sebagai berikut:
![]() |
Usaha guru untuk mengetahui atau perbandingan guna
mendapatkan gambaran tentang tujuan atau target terhadap penguasaan bahan
ajaran yang telah dicapai oleh murid
sebagai peserta didik. Kegiatan tersebut
dilakukan dengan cara ulangan atau ujian. Pelaksanaannya secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh, dalam bentuk kuantitatif (jumlah) maupun
kualitatif (mutu) sesuai dengan ukuran tertentu.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk
mendapatkan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukannya. Dengan gambaran tersebut, guru
sebagai perencana program dan pelaksana program pembelajaran dan melakukan evaluasi, akan dapat mengambil keputusan untuk menentukan tindakan apa yang
paling tepat guna memperbaiki proses pembelajaran atau tugasnya sebagai
pendidik (guru).
Tujuan evaluasi tidak terlepas
dari fungsi evaluasi, maka guru dalam mengambil keputusan tidak terlepas pula dari
fungsi evaluasi, yaitu:
- Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya serta dapat menempatkan anak didik sesuai dengan kemampuannya.
- Memberikan umpan balik kepada murid untuk dapat memperbaiki cara belajarnya, sehingga akan dapat meningkatkan kemampuan dalam menyerap bahan ajaran semaksimal mungkin.
- Memberikan informasi kepada orang tua tentang kemajuan kemampuan anaknya dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat memberikan bantuan atau dorongan untuk belajar lebih baik lagi di rumahnya.
- Bahan masukan bagi Kepala sekolah/Pengawas yang diperlukan, sehingga dapat memberikan pembinaan pembelajaran lebih lanjut.
C. Manfaat Evaluasi Pendidikan Jasmani
Kegiatan evaluasi memiliki manfaat sebagai
berikut:
- Evaluasi bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan dimana potensi anak-didik itu berbeda
- Evaluasi untuk mengadakan seleksi
- Evaluasi bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan-kelemahan peserta didik
- Evaluasi untuk mengetahui apa yang telah dicapai dalam pelajaran olahraga
- Evaluasi untuk memberi bantuan dalam pengelompokan peserta didik untuk tujuan-tujuan tertentu.
- Evalauasi dapat memberikan dorongan atau motivasi bagi peserta didik dalam berolahraga.
- Evaluasi dapat memberikan bantuan dalam bimbingan kearah pemilihan yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
- Evaluasi memberikan data bukti untuk dilaporkan kepada orang tua dan masyarakat , yaitu pihak-pihak yang memerlukan keterangan-keterangan tentang seseorang anak-didik
- Evaluasi dapat memberikan data untuk keperluan penelitian atau risert.
Pentingnya evaluasi untuk
memantau kemajuan dan pencapaian tujuan
belajar, sekarang ini sudah cukup
disadari oleh para guru Pendidikan Jasmani. Hal ini paling tidak dapat
dilihat dari penetapan nilai pelajaran
Pendidikan Jasmani dalam setiap laporan.
Namun demikian, pentingnya evaluasi
tidak hanya terbatas pada penetapan
nilai, akan tetapi juga dilihat
dari sisi manfaatnya.
Dalam kegiatan pembelajaran
Pendidikan Jasmani, fungsi evaluasi terdiri dari (1) fungsi Formatif, (2) fungsi Sumatif, (3) fungsi Penempatan, dan (4) fungsi Diagnostik Evaluasi.
- Fungsi Formatif
Hasil evaluasi digunakan untuk
memperbaiki secara langsung hasil belajar siswa dan kegiatan pembelajaran
tersebut. Dengan demikian kelemahan dan
kekuatannya yang telah terjadi dapat segera diketahui dan di perbaiki.
Kelemahan akan segera dapat diperbaiki oleh guru dan
murid akan langsung dapat mengetahui
situasi dan kondisinya sendiri, sehingga murid akan berusaha memperbaiki
sendiri atau dengan bantuan teman atau guru. Kekuatan dari hasil evaluasi
tersebut akan memberikan guru mengambil
langkah untuk memberikan pengayaan materi ajaran atau melanjutkan materi berikutnya. Kegiatan evaluasi formatif ini dilakukan secara
terus-menerus, sehingga dapat tercapai belajar tuntas yaitu 75 - 85 % bahan ajar dapat
dikuasai secara maksimal oleh seluruh siswa.
- Fungsi Sumatif
Evaluasi ini untuk menentukan tingkat keberhasilan murid dalam belajarnya. Evaluasi ini sering
dilakukan oleh para guru, dengan melalui berbagai
instrumen evaluasi berupa pengamatan dan tes; baik lisan maupun tertulis selanjutnya
digunakan untuk mengukur kemampuan murid setelah belajar beberapa kompetensi dasar. Hal ini sering digunakan untuk
menentukan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Apa yang telah dicapai oleh murid tersebut diberikan penghargaan
dalam bentuk angka (kuantitatif) yang dicantumkan dalam raport untuk kenaikan
kelas. Kemampuan murid tersebut yang dilakukan beberapa kali tes, yang
selanjutnya digabungkan kemudian dibagi untuk menentukan angka yang didapatkan
oleh murid tersebut dengan prosedur penentuan angka yang telah ditetapkan. Hal
ini sudah tentu dapat memberikan informasi kepada orang tua murid tentang
kemampuan anaknya tersebut selama
belajar, sehingga dapat diharapkan bantuan orang tua untuk mendorong anaknya
lebih giat belajar di rumah.
- Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan ini
bermaksud untuk mengelompokkan murid sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, selanjutnya murid-murid tersebut akan ditempatkan pada posisi
dengan kategori tertentu. Sebagai contoh pada tes awal pada suatu
kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu, guru melakukan pengelompokan
terhadap murid-muridnya sesuai dengan hasil tes awalnya, dengan kategori: baik,
sedang dan kurang. Dengan demikian guru dapat membuat rencana
pembelajaran bagi setiap kelompok muridnya sesuai dengan
kemampuan tiap kelompoknya. Para murid tersebut dapat mengikuti pembelajaran
sebaik-baiknya serta penyerapan bahan ajaran secara maksimal.
- Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostik seperti ini sama halnya sebagai fungsi evaluasi formatif untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan para murid dalam menghadapi mata pelajaran. Tetapi ada
perbedaannya dalam kelemahan tersebut, jika fungsi evaluasi formatif
kelemahannya hanya sementara sifatnya. Untuk fungsi evaluasi diagnostik
bersifat permanen seperti kemampuan kejiwaan, sehingga perlu ditangani oleh
guru Pendidikan Jasmani secara cermat dan hati-hati. Murid-murid tersebut mungkin
memiliki kelemahan terhadap takut melakukan: renang, senam (seperti roll kedepan). Untuk itu guru Penjaskes di sekolah perlu
mengetahui cara mengatasi tanpa paksaan terhadap murid tersebut. Maka kesabaran
perlu ditingkatkan agar murid tidak lebih trauma (takut) lagi dalam menghadapi
pelajaran renang atau senam tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru
Penjaskes tersebut, maka murid tidak akan berani dan dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik.
Skema proses pembelajaran posisi unsur evaluasi
dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa sesudah pelaksanaannya ada suatu
kegiatan analisis hasil, selanjutnya kembali ke perencanaan pembelajaran serta
pelaksanaannya untuk memperbaiki kelemahan yang diketahui oleh guru yang
bersangkutan.
![]() |




PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

![]() |

EVALUASI
![]() |

Gambar 9. 1. Alur evaluasi dalam fungsi pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Di samping fungsi
evaluasi dalam kegiatan pembelajaran, sasaran dari penilaian meliputi kegiatan
Intra Kurikuler dan kegiatan Ekstra Kurikuler.
Kegiatan Intra
Kurikuler yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu yang terstruktur
dalam program atau jadwal pelajaran. Evaluasi yang dilakukan pada kegiatan ini
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan kegiatan
tatap muka secara individual dan klasikal. Kegiatan perbaikan dan pengayaan
dilaksanakan dalam kegiatan Intra Kurikuler.
Kegiatan Ekstra
Kurikuler yang dilakukan pada kegiatan di luar jam pelajaran atau Ekstra
Kurikuler, maksud dan tujuan dari evaluasi Ekstra Kurikuler untuk mengetahui
tentang (i) minat dan bakat murid, (ii) inisiatif dan kreativitas murid, (iii) penunjang
tercapainya tujuan instruksional,
(iv) pengembangan
murid dalam ilmu pengetahuan yang diterima pada Intra Kurikuler, dan (v) pembinaan diri untuk menjadi manusia seutuhnya
(tanggung jawab, disiplin, dan semangat bela Negara).
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Sebagai seorang guru untuk
melakukan evaluasi atau menilai muridnya perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian sebagai berikut:
1. Objektif
Setiap guru untuk menilai muridnya harus bersifat
objektif tanpa dipengaruhi oleh pribadinya. Apa yang dinilai oleh
guru tersebut tidak membedakan murid yang satu dengan murid lainnya, yang
disenangi atau tidak disenangi sehingga nilai yang dihasilkan oleh para murid tersebut betul-betul merupakan hasil yang didapatkan oleh murid sendiri yang sebenarnya.
2. Reliabel
Dalam menilai murid dengan instrumen penilai dapat dipercaya dan diandalkan, instrumen penilaian tersebut, dilaksanakan dengan sistimatis dan kriteria yang jelas
keberhasilannya serta dapat dilaksanakan oleh siapa saja.
3. Menyeluruh
penilaian ini bersifat menyeluruh yang meliputi aspek proses pembelajaran dan keberhasilannya sehingga terlihat
perubahan tingkah laku murid. Dengan demikian penilaian yang bersifat
menyeluruh tersebut meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan
terhadap nilai yang berlaku di masyarakat.
4.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana bertahap, dan terus-menerus. Dengan demikian akan mendapatkan gambaran tentang hasil dari pembelajaran
berupa perubahan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan sikap dan
keterampilan.
- Mendidik
Dalam menilai murid guru harus bersifat mendidik,
artinya bahwa guru menilai murid dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan
kepercayaan diri, meningkatkan minat, dan prestasi belajar serta berpengaruh
pada kemampuan murid untuk maju. Setiap hasil yang dicapai oleh murid harus
mendapatkan nilai yang sesuai dengan prestasinya, hal ini sebagai penghargaan pada prestasi yang telah dicapai
dengan baik. Bagi murid-murid yang
tidak mencapai prestasi yang ditetapkan akan mendapatkan bimbingan. Hal ini
akan memberi motivasi pada murid untuk lebih giat belajar.
standart evaluasinya mana
BalasHapusbikin sendiri neng sana standar evaluasi
BalasHapusbikin sendiri neng sana standar evaluasi
BalasHapus