A.
Peranan
Beladiri Pencak Silat Terhadap Kebugaran Jasmani
- Hakikat Beladiri Pencak Silat
Unsur-unsur budaya bernilai luhur yang hidup di
kalangan seluruh unsur bangsa Indonesia, inti-intinya yang telah membaur telah
digali, diangkat dan dirumuskan menjadi satu falsafah ideologi seluruh bangsa
Indonesia, yakni Pancasila (PB.
IPSI, 1986). Dengan demikian, seluruh unsur budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur,
termasuk Pencak silat, merupakan bentuk penjabaran falsafah dan ideologi Pancasila.
Pencak Silat sebagai hasil krida budi atau karya
pengolahan akal, kehendak dan rasa yang dilandasi kesadaran akan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terdiri
dari aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan bulat, yakni aspek mental
spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Keempat aspek tersebut baik
masing-masing maupun sebagai kesatuan mengandung materi pendidikan yang
menyangkut sifat dan sikap ideal, yakni sifat dan sikap yang menjadi
idaman bagi hidup pribadi, hidup di
masyarakat dan hidup beragama.
- Ciri-Ciri Beladiri Pencak Silat
Manusia sebagai makhluk hidup bermasyarakat,
mempunyai kebutuhan naluriah untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan diri
maupun masyarakatnya. Sejalan dengan perkembangan budaya manusia terdapat
anggota masyarakat yang secara khusus
memikirkan cara-cara terbaik sebagai suatu keterampilan dalam menjamin
keamanan dan kesejahteraan. Keterampilan
itu kemudian dipraktekkan sebagai
eksperimen yang secara terus menerus diperbaiki dan disempurnakan dan akhirnya
menjadi cara pembelaan diri bagi suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia seni bela diri dengan nama Pencak
Silat.
Istilah Pencak Silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia,
merupakan kata majemuk dari hasil keputusan seminar Pencak Silat tahun 1973 di
Tugu Bogor. Sedangkan definisi Pencak Silat selengkapnya dibuat oleh Pengurus
Besar IPSI bersama BAKIN pada tahun 1975, sebagai berikut : Pencak Silat adalah
hasil budaya Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian dan
integritas manunggalnya) terhadap lingkungan/alam sekitarnya untuk mencapai
keselarasan hidup guna peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sifat khusus Pencak Silat Indonesia,
sebagai berikut :
a. Ciri-ciri
umum Pencak Silat Indonesia :
1) Pencak
Silat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan dari kuku pada ujung
jari kaki atau tangan sampai dengan rambut (terutama wanita) untuk membela
diri.
2) Pencak
Silat dilakukan dengan tangan kosong atau dengan senjata.
3) Pencak
Silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat dijadikan senjata
(kayu, batu, pasir, payung, sapu tangan, tas, tusuk konde, sandal, selendang
dan sebagainya).
4) Pencak
Silat lahir dan tumbuh serasi dengan alam: alam sekitarnya, alat istimewa, adab
sopan santunnya, temperamennya/watak dan kepribadian suku bangsanya, agama atau
kepercayaan dan kebatinannya.
b. Ciri-ciri
khusus Pencak Silat
1) Sikap
tenang, lemas (rileks) dan waspada.
2) Mempergunakan
kelincahan, kelentukan, kecepatan, saat (timing) dan sasaran yang tepat
disertai gerak refleks
untuk mengatasi lawan bukan mengandalkan kekuatan tenaga.
3) Mempergunakan
prinsip (timbang badan), permainan posisi dengan perubahan pemindahan titik
berat badan.
4) Memanfaatkan
setiap serangan dan tenaga lawan.
5) Menghemat
menyimpan tenaga mengeluarkan tenaga sedikit mungkin (ekonomis).
- Tujuan Pencak Silat
Pencak Silat mengandung
empat aspek. Tiap-tiap aspek Pencak
Silat menggambarkan tujuan, satu sama lain merupakan satu kesatuan. Keempat
aspek tersebut yang mendasari pengembangan Pencak Silat menjadi 4 tujuan, yakni
: (1) Pencak Silat pendidikan mental-spiritual, (2) Pencak Silat bela diri, (3) Pencak Silat seni, (4) Pencak Silat olahraga.
a. Pengembangan Pendidikan Mental Spiritual
Pencak Silat juga merupakan suatu sarana yang ampuh untuk
pembinaan mental spiritual, terutama untuk mewujudkan budi pekerti yang luhur.
Pencak Silat telah menunjukkan jati dirinya
dan telah terbukti membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh bagi para pengikutnya. Tidak hanya
pembinaan terhadap aspek olahraganya, seni dan bela diri semata-mata,
melainkan dapat mengembangkan watak
luhur, sikap kesatria, percaya diri sendiri dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan
yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat
membantu pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkpribadian
luhur, disiplin dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan tugas ini berada dipundak para guru pada umumnya ,
khususnya guru Pendidikan Jasmani.
Seorang pesilat harus mampu menjaga, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai dasar seperti
ketekunan, kesabaran, kejujuran,
kepahlawanan, kepatuhan dan kesetiaan, dan memberikan landasan apa yang boleh
dan apa yang tidak boleh dilakukan kepada warga masyarakat. Hal ini juga
tercermin dari tradisi yang dilakukan oleh perguruan silat seperti upacara
Talek (patalekan) dan upacara
pengucapan janji dari seorang calon murid yang akan berguru di suatu perguruan.
Bela diri Pencak Silat bertujuan untuk mengembangkan
aspek akhlak rohani (pendidikan mental spiritual).
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur. Hal
ini berarti kewajiban untuk:
a) Beriman teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan
ajaran-ajaran-Nya, yakni melaksanakan perintah-perintahNya dan meninggalkan
larangan-laranganNya.
b) Menghormati orang tua, orang yang lebih tua, guru, kakak
seperguruan, keinginan, harapan dan kepentingan.
c) Berprilaku sopan santun dalam pergaulan sosial sesuai
dengan tata susila yang berlaku.
2) Tenggang rasa, percaya diri sendiri dan berdisiplin, hal
ini berarti kewajiban untuk :
a) Tidak bertindak sewenang-wenang terhadap sesama manusia.
b) Mencintai dan suka menolong sesama manusia.
c) Berani dan tabah menghadapi segala bentuk tantangan
hidup.
d) Sanggup berusaha dengan tidak kenal menyerah di dalam
mencapai hal-hal positif yang menjadi idaman dan cita-cita.
e) Patuh dan taat kepada norma-norma yang mengatur kehidupan
pribadi maupun sosial.
3) Cinta bangsa dan tanah
air, hal ini berarti kewajiban untuk :
a) Memandang seluruh bangsa dan wilayah tanah air dengan
kekayaan dan atribut sebagai satu kesatuan.
b) Merasa bangga sebagai bangsa dan mempunyai tanah air
Indonesia sendiri serta berusaha untuk mengembangkannya.
c) Mencintai budaya dan bangsa sendiri serta berusaha untuk
mengembangkannya.
d) Menyelamatkan keutuhan/persatuan, kepribadian,
kelangsungan hidup dan pembangunan bangsa yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4) Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggung jawab sosial:
a) Menjamin kerukunan, keselarasan, keseimbangan dan
keserasian dalam hidup bermasyarakat.
b) Mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul secara
musyawarah dengan semangat kekeluargaan.
c) Bergotong royong di dalam mewujudkan hal-hal yang
merupakan kepentingan sendiri maupun golongan.
d) Menempatkan kepentingan masyarakat/umum di atas
kepentingan sendiri maupun golongan.
5) Solidaritas sosial, mengejar kemampuan serta membela kejujuran, kebenaran dan
keadilan. Hal ini berarti mewajibkan untuk :
a) Memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan keadaan
kehidupan dilingkungan sosial.
b) Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri sebagai
sarana untuk memperoleh kemajuan.
c) Berani mencegah dan memberantas kemunafikan, kepalsuan
dan keserakahan dengan cara-cara yang baik.
d) Melaksanakan pengabdian untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kemajuan masyarakat. Keseluruhan materi aspek akhlak/rohani ini merupakan landasan bagi
aspek-aspek lainnya.
b. Pengembangan Aspek Bela Diri
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan
karateristik biologis, sosial dan kebudayaan yang berbeda, namun mereka
memiliki tradisi mempelajari Pencak Silat sebagai alat membela diri ancaman
alam, binatang maupun manusia. Pencak Silat bela diri merupakan cikal bakal
dari aspek pencak silat lainnya.
Pencak Silat bela diri bertujuan untuk mengembangkan
aspek bela diri, yaitu terampil dalam gerak efektif untuk menjamin
kesempatan/kesiapsiagaan fisik dan mental yang dilandasi sikap kesatria,
tanggap dan mengendalikan diri. Hal ini berarti adanya kewajiban untuk :
1) Berani menegakkan
kejujuran, kebenaran dan keadilan.
2) Tahan uji dan tabah didalam menhadapi cobaan dan godaan.
3) Tangguh/ulet dan dapat mengembangkan kemampuan di dalam
melakukan usaha.
4) Tanggap, peka, cermat dan tepat di dalam menelaah
permasalahan yang dihadapi maupun dalam megatasinya.
5) Selalu melaksanakan “ilmu padi” dan menjauhkan diri dari sikap dan prilaku sombong atau takabur.
6) Menggunakan keterampilan gerak efektifnya dalam
perkelahian hanya karena keadaan terpaksa untuk keselamatan diri dan harga diri
menurut ukuran objektif serta keselamatan bangsa dan Negara.
Pencak Silat sebagai bela diri mempunyai ciri-ciri umum
mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan dari ujung jari tangan dan
kaki sampai kepala bahkan rambutnya dapat digunakan sebagai alat pembelaan
diri, dapat dilakukan dengan tangan kosong atau menggunakan senjata, akan
tetapi tidak dapat terikat pada penggunaan senjata tertentu, benda apapun dapat
dijadikan senjata.
Pencak Silat mempunyai pandangan bahwa kita boleh
mempunyai lawan, akan tetapi jangan
mempunyai musuh, tidak dibenarkan untuk meyerang lebih dahulu, bahkan
harus sedapat-dapatnya menghindari kontak fisik.
c. Pencak Silat Untuk Pengembangan Seni
Pada dasarnya Pencak Silat dapat juga dikatakan sebagai Pencak
silat bela diri yang indah. Pada saat diperlukan, pencak silat seni dapat
difungsikan kembali ke asalnya menjadi pencak silat bela diri. Hal tersebut
disebabkan karena pencak silat seni
memiliki struktur yang sama dengan pencak silat bela diri. Struktur tersebut
meliputi teknik-teknik sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai
satu kesatuan.
Perbedaan Pencak silat seni terletak pada nilai,
orientasi, papakem dan ukuran yang diterapkan pada pelaksanaannya. Pelaksanaan Pencak
silat bela diri bernilai teknis, orientasinya efektif, praktis dan taktis. Pepakemnya logika, yakni urutan tentang pelaksanaan sesuatu
dengan menggunakan penalaran atau perhitungan
akal sehat ukurannya adalah objektif. Sedangkan Pencak silat seni
bernilai estetis. Orientasinya keindahan dalam arti luas, yang meliputi
keselarasan dan keserasian. Pepakemnya estetika, yakni disiplin atau aturan tentang
pelaksanaan sesuatu secara indah. Ukurann
pada estetika adalah subjektif relatif.
Berkaitan dengan nilai estetika tadi, maka Pencak silat
seni dapat dievaluasi berdasarkan ketentuan estetika sebagai berikut, yakni
“wiraga, wirama dan wirasa” (bahasa jawa) sebagai satu kesatuan. Kata
” Wi
” mempunyai arti bermutu tinggi bagus dalam arti luas. Wiraga berarti penampilan teknik sikap
dan gerak dengan rapi dan tertib. Wirama
berarti penampilan teknik dan sikap dengan irama yang serasi, dan jika hal itu
diiringi dengan musik, ia bersifat kontekstual. Wirasa berarti penampilan teknik
sikap dan gerak dengan penataan (koreografi) yang menarik.
Bela diri Pencak silat bertujuan juga untuk dapat
mengembangkan aspek seni, yaitu terampil dalam gerak yang serasi dan menarik
dilandasi rasa cinta kepada budaya bangsa. Hal ini berarti kesadaran untuk :
1)
Mengembangkan Pencak
silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur guna
memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan
nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan.
2)
Mengembangkan nilai
Pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian berlandaskan
Pancasila.
3)
Mencegah penonjolan
secara sempit nilai-nilai Pencak silat yang bersifat aliran dan kedaerahan.
4)
Menanggulangi
pengaruh kebudayaan asing yang negatif.
5)
Mampu menyaring dan
menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan
dalam proses pembangunan.
d.
Pencak Silat Untuk
Pengembangan Olahraga
Sebetulnya
pertandingan Pencak silat sudah jauh hari sebelum diakui secara resmi sebagai
cabang olahraga. Di Jawa Timur pertandingan Pencak silat diadakan pada acara
pesta gilingan tebu, biasanya dimulai oleh anak-anak muda yang pemula. Caranya
naik ke atas pentas berputar dengan melangkah kembangan dengan menunjukkan jari
telunjuk dua, yang berarti pertandingan bersifat persahabatan dengan
menggunakan cara mengambil kopiah atau selendang lawan. Siapa yang dapat
mengambilnya adalah sebagai pemenang. Sayangnya pada waktu itu sulit diterima
oleh kalangan pendekar, karena dianggap berbahaya dan bertentangan dengan
falsafah Pencak silat.
Di lain pihak, para
pendekar dan perguruan secara progresif mengupayakan membentuk Pencak silat
sebagai olahraga. Mereka berjuang keras untuk meyakinkan bahwa Pencak silat
perlu dikembangkan sebagai ilmu olahraga agar tidak musnah di masyarakat.
Alasannya bahwa dengan berakhir masa peperangan, Pencak silat sudah kehilangan
peran sebagai sarana bela diri. Dalam upaya mencarikan peran baru yang lebih
sesuai dengan perkembangan zaman, Pencak silat sebagai
olahraga yang dapat baik dilombakan maupun
dipertandingkan.
Uji coba
pertandingan pertama di adakan antar pendekar-pendekar di Stadion Kalisari,
Semarang tahun 1957. Pertandingan ini mengembirakan karena berjalan dengan
lancar tanpa adanya kecelakaan. Namun uji coba di tempat lain tidak begitu
berhasil, karena peraturan masih sangat longgar dan kontak antar pesilat tidak
dibatasi, yang banyak menimbulkan cedera, bahkan sampai mengakibatkan kematian.
Selanjutnya Pencak silat hanya dijadikan komoditi demonstrasi di PON ke I di
Solo tahun 1948 sampai PON ke VII tahun 1969. Pencak silat
untuk pertama kali tampil sebagai cabang olahraga prestasi dan dipertandingkan
pada PON VIII.
Pencak silat
olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek olahraga, yaitu terampil dalam
gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang dilandasi hasrat
hidup sehat. Hal ini berarti kesadaran untuk:
1)
Berlatih dan
melaksanakan olahraga Pencak silat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
2)
Selalu
menyempurnakan prestasi jika latihan dan pelaksanaan olahraga tersebut
berbentuk pertandingan.
3)
Menjunjung tinggi
sportivitas.
B.
Pembentukan Sikap dan Gerak
Dalam Pencak silat
kita kenal keterampilan dasar pembentukan sikap, gerak, serangan dan belaan.
Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi sikap
jasmani dan rohani. Sikap jasmaniah adalah kesiapan fisik atau tubuh untuk melakukan
gerakan-gerakan teknik dan taktik yang baik, sedangkan sikap rohaniah
adalah kesiapan
mental dan pikiran untuk melakukan tujuan
dengan waspada, konsentrasi, siaga
praktis dan efisien dalam
mengaktualisasikan gerakan. Pembentukan
sikap terdiri dari sikap berdiri, sikap duduk, sikap baring, sikap khusus dan
sikap pasang.
Sebelum
membicarakan sikap dan gerak pencak silat lebih lanjut, maka diberikan terlebih
dahulu permainan dalam pencak silat yang sifatnya untuk merangsang anak tidak
takut dan bergairah dalam melakukan latihan pembentukan sikap dan gerak dasar.
Permainan yang dimaksud sebagai berikut :
1.
Permainan kupu-kupu terbang kian kemari
Permainan ini menggambarkan
dari posisi sikap brdiri, sikap salam, sikap memusatkan diri dalam pencak
silat, caranya sebagai berikut :
a.
Anak-anak lari
bertebaran bebas kesana kemari
b.
Anak-anak
merentangkan tangan ke atas sambil berputar-putar ke kiri atau ke kanan dengan
kedua kaki jinjit
c.
Kedua tangan
dirapatkan diatas kepala
d.
Seperti sikap poin c,
terus tangan diturunkan ke depan dada
seraya kepala ditundukkan seolah-olah seperti kupu-kupu yang hingap pada bunga
dan menghisap madunya
e.
Gerakan tersebut
diatas dilakukan berulang-ulang
2.
Permainan kereta dorong
Permainan ini untuk melatih
kekuatan otot tangan untuk gerakan
pukulan secara keseluruhan, caranya sebagai berikut :
a.
Siswa berpasangan
dimana satu berdiri tegak posisi kangkang (A Memegang kedua kaki teman
pasangannya B).
b.
B dalam posisi
merangkak menghadap ke depan dan kedua kakinya dipegang oleh kawannya yang
berdiri (A).
c.
Gerakan : A
mendorong B maju sampai batas yang telah ditentukan misalnya 5 meter.
Selanjutnya dilakukan secara bergantian.
d.
Posisi berpasangan
seperti poin a, selanjutnya berlomba mendorong sampai batas yang ditentukan (8
meter)
e.
Posisi seperti poin
b, kemudian kedua kelompok pasangan saling berhadapan. Selanjut saling berusaha
merobohkan dengan cara mengait atau menarik tangan lawanya. Bagi yang terjatuh
dinyatakan kalah.
3.
Permainan putri berhias
Permainan ini untuk melatih pukulan
dan tangkisan serta pola langkah yang baik, caranya sebagai berikut :
a.
Langkah kaki kiri
ke depan disertai dengan tangkisan depan seolah-olah putri sedang memegang
cermin
b.
Tangan kanan
melakukan pukulan pedang samping diteruskan ke belakang seolah-olah putri
mengambil sisir dan menyisir rambutnya
c.
Maju kaki kanan
diikuti dengann pukulan ke arah pelipis seolah-olah putri mengibaskan
selendangnya
d.
Kaki kiri silang
maju dengan kaki semblewah seolah-olah putri sedang berfose
e.
Gerakan diatas
dilakukan secara terus menerus, sampai
gerakan Anak baik dan benar.
1.
Pembentukan Sikap
Manusia bergerak adalah hal biasa. Tetapi bergerak dalam
aktivitas Pencak silat bukan hal yang sederhana dan biasa. Untuk dapat
melaksanakan gerak Pencak silat dengan baik dan benar, diperlukan latihan secara sungguh-sungguh, intensif dan
berkesinambungan. Hal ini disebabkan karena Pencak silat merupakan variasi
sikap sikap dan gerak yang disusun dan
diatur dalam suatu sistem. Pencak silat sebagai sistem sikap dan gerak yang
terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi dan terkendali, mempunyai 4
aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri,
aspek seni dan aspek olahraga.
Dengan demikian Pencak silat jika dilihat dari
masing-masing aspeknya dapat digambarkan sebagai :
a.
Falsafah moral dan
etika bagi kehidupan ideal, yang ditegakkan dengan membina kemahiran bela diri,
kecintaan pada seni, kegemaran pada olahraga.
b.
Kemahiran bela diri
yang bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur seni dan unsur-unsur
olahraga.
c.
Kegiatan seni yang
bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur beladiri dan unsur-unsur
olahraga.
d.
Kegiatan olahraga
yang bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur seni.
Sikap dan gerak
akan mempengaruhi bentuk-bentuk pembelaan dan serangan. Dalam Pencak silat
dikenal istilah jurus. Jurus adalah dasar Pencak silat yang merupakan senjata
anatomi tubuh untuk mempertahankan diri dan balas serangan. Antara penyerang
dan yang mempertahankan saling
menggunakan jurus-jurusnya. Sikap dan gerak itu nanti mempengaruhi juga posisi.
Bila posisi atau kedudukan sikap kita baik, mudah untuk memusnahkan serangan
lawan dengan jurus-jurus yang kita kehendaki. Sebaliknya bila pada posisi atau
kedudukan kita kurang baik, sukar untuk melaksanakan gerakan dengan baik. Bila kita mempunyai
posisi yang baik akan lebih menguntungkan, lebih banyak kemungkinan melindungi
bagian yang lemah dari tubuh kita sendiri, dan dapat membalas menyerang
bagian-bagian yang lemah dari lawan.
Sebaliknya pada
posisi lemah atau kurang baik, kita mudah diserang bagian-bagian lemah kita,
sehingga posisi kita rusak, sikap dan gerak kita kacau dan kurang terkontrol.
Pencak silat yang baik selalu berupaya agar pihak lawan selalu berada dalam
posisi kedudukan yang tidak baik, misalnya kaki, ungkitan terhadap lawan dan
sebagainya. Sikap dan gerak sebagai dasar Pencak silat harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh.
2.
Sikap Dasar Pencak Silat
Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi
sikap jasmaniah dan rohaniah. Sikap jasmaniah, ialah kesiapan fisik tubuh untuk
melakukan gerakan-gerakan dengan kemahiran teknik yang baik, sikap rohaniah
ialah kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada, siaga,
praktis dan efisien.
a.
Sikap berdiri
Sikap berdiri pada pencak silat
garis besarnya ada 3 sikap, antara lain sikap berdiri tegak, sikap berdiri
kangkang dan sikap berdiri kuda-kuda.
1)
Sikap berdiri tegak
a)
Badan tegak lurus,
pandangan ke depan, bahu, dada, perut wajar, rileks.
b)
Tumit rapat,
telapak kaki membuat sudut 90 derajat.
c)
Berat badan pada
kedua kaki.
d)
Bernapas wajar,
melalui hidung.
e)
Sikap berdiri tegak
sesuai dengan sikap kedua tangan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) sikap tegak:
-
Sikap tegak 1,
kedua lengan dan tangan lurus di samping.
-
Sikap tegak 2,
kedua tangan mengepal berada di pinggang.
-
Sikap tegak 3,
kedua tangan mengapal di dada.
-
Sikap tegak 4,
kedua tangan silang di dada.
b.
Sikap salam
, berdoa/memusatkan diri
Merentangkan kedua
tangan keatas, pandangan keatas menjelang sikap berdoa rapatkan kedua telapak
tangan diatas kepala turunkan didepan dada, tundukkan kepala dilanjutkan sikap
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap berdoa juga bisa dengan mengambil
Sikap Tegak 1 tundukkan kepala kebawah
Keterangan :
Dari Sikap Tegak 1, kemudian
telapak tangan merapat di depan dada
disertai dengan anggupan kepala, kemudian kembali ke Sikap Tegak 1 lagi.Sikap
menghormat dilakukan pada waktu setiap awal dan akhir pelajaran/latihan kepada
guru pelatih, memberi salam kepada teman dan memakai serta mengakhiri
permainan/pertandingan.
c.
Sikap berdiri
kangkang
Sikap berdiri
kangkang adalah sikap dasar untuk melangkah dan kuda-kuda. Titik pertemuan
garis-garis sikap menunjukan titik berat badan, agar kedua kaki sama simetris.
Cara mengambil sikap dengan merentangkan kaki kiri ke kiri, atau merentangkan
kaki kanan ke kanan, atau loncatan kecil merentangkan kedua kaki langsung
membentuk sikap kangkang.
d.
Sikap berdiri
kuda-kuda
Kuda adalah sikap
kaki tertentu, sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerakan bela
serang. Masalah posisi dalam pencak silat pada hakekatnya sebagian besar adalah
masalah kuda-kuda. Banyak ragam bentuk kuda-kuda, setiap kedudukan kaki dinamai
kuda-kuda. Pada waktu melakukan kuda-kuda keseimbangan badan penting sekali,
karena bila keseimbangan badan tidak benar, akan mudah jatuh, lebih-lebih bila
yang menyerang itu melakukan dengan tenaga yang kuat.
Perlu kita ketahui
adanya dua macam keseimbangan badan yaitu keseimbangan badan dalam keadaan
berhenti dan dalam keadaan bergerak. Pada keseimbangan badan yang bergerak itu
tidaklah mungkin, dan tidaklah tepat apabila kedudukan kaki dilaksanakan
sekuat-kuatnya, karena tidak akan mampu atau sukar melakukan gerak yang
efektif.
Dalam sikap
kuda-kuda, badan dalam keadaan seimbang, tetapi dapat mudah bergerak. Hal ini
berkaitan dengan kepentingan bagi posisi
kita baik dalam keadaan berhenti, maupun dalam kita bergerak.
Sikap berdiri kuda-kuda terdiri
dari :
1)
Kuda-kuda depan
Untuk melatih kuda-kuda depan, dimulai dari berdiri di
tengah-tengah titik 0. Bergerak kaki kiri dulu atau kanan, berat badan
dilimpahkan pada arah depan, jadi titik
berat badan berada pada kaki depan.
2)
Kuda-kuda belakang
Berat badan kuda-kuda belakang dilimpahkan pada kaki
belakang. Tumit yang dipakai tumpuan
segaris tegak dengan panggul kita. Badan jangan condong ke belakang atau ke
depan, demikian juga jangan miring kiri atau ke kanan kaki depan memapak tumit
atau ujung kaki saja. Kuda-kuda belakang banyak terpakai, yaitu dipakai untuk
mengelak, menghindar. Selain untuk mengelak terhadap serangan lawan, kuda-kuda
belakang juga berguna untuk menyerang.
3)
Kuda-kuda tengah
Kuda-kuda tengah adalah kuda-kuda yang kuat, banyak
dilakukan pada serangan atau tangkisan yang agak rendah. Pada kuda-kuda tengah
keseimbangan badan ada di tengah-tengah. Dari pinggang sampai sampai kepala
harus lurus dan tegak. Pandangan ke depan, kedua lutut segaris tegak lurus
dengan ibu jari kaki kiri dan kaki kanan.
4)
Kuda-kuda samping
Dari titik 0 kaki kiri menggeser ke samping kiri. Berat
badan pada kaki kiri, bahu kanan sejajar/segaris dengan kaki. Kuda-kuda ini
banyak dipakai untuk mengelak serangan, menghilangkan bidang sasaran serta
untuk masuk menyergap lawan memotong langkah lawan.
5)
Kuda-kuda silang
Kuda-kuda silang
dapat dilaksanakan yaitu silang depan dan silang belakang. Berat badan
dilimpahkan pada satu kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu
jari/ujung jari kaki. Di daerah berpasir atau berlumpur, ujung jari atau
punggung kaki dapat mengambil sikap menyerok. Pada sikap silang depan, kaki
yang ringan siap untuk menendang/menjejak, tetapi lincah berpindah arah untuk
menghilangkan serangan. Pada sikap silang belakang kaki yang dipakai tumpuan
dapat untuk meyerang. Posisi ini sekali-kali menipu lawan, kaki yang satunya
dapat berubah tempat
e.
Sikap istirahat
Dengan merentangkan
kaki kiri ke samping, pergelangan tangan kiri dipegang tangan kanan, ibu jari
melingkar. Dari sikap istirahat ke Sikap Tegak 1, kaki kiri dirapatkan ke kaki
kanan. Sikap istirahat ini dilakukan pada waktu mendengarkan petunjuk atau
petuah guru. Konsentrasi dan indera dipasang baik-baik.
f.
Sikap jongkok
Sikap jongkok ada
dua macam, jongkok dan jengkeng. Sikap jongkok disini bukan jongkok biasa,
tetapi mencangkung, pantat duduk pada ujung kedua tumit. Pinggang, punggung,
leher dan kepala tegak lurus pandangan mata ke depan. Keseimbangan tetap dijaga
dengan baik. Kedua telapak tangan letakkan di kedua lutut masing-masing tetapi
tetap dijaga kewaspadaan dan keseimbangan. Jari-jari kaki juga otot-otot bahu
tungkai bawah dan sendi lutut ditambah sendi bahu. Untuk putri kedua kaki agak
merapat, demikian juga sikap jengkeng.
g.
Sikap duduk
Sikap duduk
meliputi sikap duduk pada umumnya, dan sikap duduk sebagai dasar permainan
bawah. Untuk sikap duduk, yaitu; duduk, sila, simpuh, sempok/depok dan
trapsila/mengorak sila.
h.
Sikap berbaring
Sikap berbaring
mempunyai fungsi untuk dasar menjatuhkan diri dan sikap pembelaan, seorang
pesilat tidak boleh jatuh, tetapi kalau jatuh apakah jatuhnya terlentang,
miring atau telungkup, harus benar-benar jatuhnya tidak apa-apa, masih dalam
sikap pembelaan. Pada jatuh telungkup mendarat kedua tangan dahulu, jangan muka
dulu, hati-hati dada, otot-otot lengan, tangan bahu harus kuat. Sikap berbaring
terdiri dari sikap terlentang, sikap miring dan sikap telungkup
i.
Sikap khusus
Sikap khusus yang
penting adalah tegak satu kaki. Sikap tegak satu kaki ini merupakan dasar
melatih keseimbangan yang perlu untuk gerak pembelaan maupun serangan. Sikap
khusus antara lain; sikap tegak satu kaki, sikap rimau/merangkak, sikap monyet,
sikap naga dan sebagainya.
j.
Sikap pasang
Pengertian sikap
pasang adalah suatu sikap siaga untuk melakukan pembelaan atau serangan yang
berpola dan dilakukan pada awal serta akhir dari rangkaian gerak. Sikap pasang
mempunyai unsur-unsur : sikap kuda-kuda, sikap tubuh, sikap lengan dan tangan.
Ditinjau dari tinggi rendahnya sikap tubuh, maka sikap pasang dapat dibagi 3, yaitu
: pasang atas, pasang tengah dan pasang bawah. Pasang atas dan pasang tengah
menggunakan kuda-kuda atau sikap kaki sebagai berikut : kuda-kuda depan,
kuda-kuda belakang, kuda-kuda silang (depan dan belakang), dan sikap khusus
lainnya atau menirukan binatang, kuda-kuda samping.
k.
Pembentukan Gerak
Dalam kegiatan
belajar ini mengkaji pembentukan gerak pencak silat yang meliputi arah, cara,
pola langkah. Pembentukan gerak langkah ini akan mendasari koordinasi serangan
dan belaan. Jika pembentukan langkah kurang dikuasai dengan baik, maka dalam
mempelajari koordinasi serang bela akan kurang baik hasilnya. Dengan menguasai
kegiatan belajar ini, siswa dapat melanjutkan pada kegiatan belajar lainnya.
Dari kajian materi dalam kegiatan belajar ini diharapkan siswa mampu memahami,
memperagakan dan mengapresiasi keterampilan pembentukan gerak dalam Pencak silat.
3.
Gerak Langkah
Gerak langkah adalah teknik perpindahan atau mengubah
posisi disertai kewaspadaan mental dan indera secara optimal untuk mendapatkan
posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan untuk
kepentingan serangan dan belaan. Dalam pelaksanaannya selalu
dikombinasikan dengan sikap tubuh dan
sikap tangan. Gerak langkah meliputi :
a.
Ke belakang
b.
Ke serong kiri
belakang
c.
Ke kiri
d.
Ke serong kiri
depan
e.
Ke depan
f.
Ke serong kanan
depan
g.
Ke kanan
h.
Ke serong kanan
belakang.
Untuk lebih jelasnya 8
Arah Penjuru Mata Angin, disajikan pada gambar berikut:
Cara pelaksanaannya meliputi :
a.
Angkatan,
b.
Geseran,
c.
Ingsutan (seseran),
d.
Puratan,
e.
Lompatan, dan
f.
Loncatan
Pola langkah meliputi :
a.
Lurus,
b.
Zig zag (gergaji),
c.
Segi tiga,
d.
Ladam (tapal kuda),
e.
Segi empat, dan
f.
Huruf S.
4.
Serangan
Serangan merupakan sikap membela diri dengan lengan atau
tungkai untuk mengenai sasaran pada lawan. Dilihat secara anggota badan yang
digunakan, serangan dibedakan menjadi dua, yaitu serangan lengan dan serangan
tungkai. Untuk serangan lengan meliputi serangan siku dan serangan tangan,
sedangkan serangan tungkai meliputi serangan lutut dan serangan kaki.
Serangan diartikan sebagai usaha pembelaan dengan
menggunakan lengan/tangan atau tungkai/kaki untuk mengenai sasaran tertentu
pada tubuh lawan. Pada pengertian pencak silat sebagai bela diri, semua anggota
badan dari ujung rambut sampai ujung kaki dapat dipergunakan sebagai alat untuk
menyerang lawan, tetapi pada pengertian pencak silat olahraga, serangan dibagi
berdasarkan anggota badan yang digunakan sebagai alat menyerang, yaitu serangan
lengan yang lazim disebut pukulan dan serangan tungkai yang lazim disebut
tendangan. Selain kedua bentuk serangan tersebut, terdapat beberapa jenis
serangan yang menggunakan bagian lengan dan tungkai, yaitu serangan sikuan,
lutut, sapuan, kaitan dan guntingan.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam teknik serangan, diantaranya sikap
tangan dan kaki sebagai alat serang, sikap tubuh untuk mengontrol titik berat
badan, dan sikap kuda-kuda yang pada umumnya kuda-kuda ringan. Ketiga unsur
tersebut sebagai bahan acuan sah tidaknya mendapatkan poin dalam pertandingan
atau perlombaan pencak silat. Serangan
memiliki lintasan dan bentuk yang merupakan ciri untuk membedakan serangan satu
berbeda dengan yang lain. Berdasarkan penggunaan anggota badan yang
dipergunakan untuk menyerang lawan, serangan dibedakan menjadi dua, yaitu
serangan lengan dan serangan tungkai.
a.
Teknik Serangan Lengan
Serangan lengan
dibedakan berdasarkan perkenaannya menjadi dua, yaitu serangan tangan dan siku.
1)
Serangan tangan
Berdasarkan arah lintasannya, serangan tangan dapat
dilakukan dari arah depan, bawah, atas dan samping.
2)
Serangan tangan
dari depan meliputi :
a)
Tebak, pukulan
dengan telapak tangan
b)
Tinju, pukulan
dengan kepalan tangan
c)
Dorong, pukulan
dengan kedua telapak tangan
d)
Sodok, pukulan
dengan ujung-ujung jari tangan
e)
Bandul, pukulan dengan ayunan kepalan tangan
3)
Serangan tangan
dari arah bawah meliputi :
a)
Bandul/catok,
pukulan dengan mengayun kepalan tangan
b)
Sanggah, pukulan
dengan pangkal telapak tangan
c)
Colok/tusuk,
pukulan dengan ujung jari tangan
4)
Serangan tangan
dari arah atas meliputi :
a)
Tumbuk, pukulan
dengan kepalan tangan
b)
Pedang, pukulan
dengan sisi telapak tangan
c)
Tebak, pukulan
dengan telapak tangan
5)
Serangan tangan
dari arah samping meliputi :
a)
Pedang, pukulan
dengan sisi telapak tangan
b)
Tampar, pukulan
dengan telapak tangan
c)
Bandul, pukulan
dengan kepalan tangan
d)
Kepret, pukulan
dengan punggung tangan.
b.
Serangan Siku
Serangan siku dapat dibedakan
berdasarkan arah lintasannya meliputi :
1)
Siku depan,
2)
Siku serong,
3)
Siku belakang, dan
4)
Siku bawah.
c.
Teknik Serangan Tungkai
Berdasarkan jarak dan posisi sasaran lawan, serangan tungkai
dibagi menjadi 2, yaitu serangan kaki yang lazim disebut tendangan dan serangan
lutut yang lazim disebut lututan.
1)
Serangan kaki
Dilihat dari bagian kaki yang mengenai sasaran dan arah
lintasannya, tendangan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a)
Tendangan depan,
yaitu dengan menggunakan pangkal jari kaki
b)
Tendangan samping,
yaitu dengan sisi telapak kaki
c)
Tendangan busur,
yaitu dengan pangkal jari/punggung kaki
d)
Tendangan belakang,
yaitu dengan tumit kaki.
2)
Serangan lutut
Berdasarkan arah lintasan
serangnya, serangan lutut dibedakanmenjadi 2 bentuk, yaitu :
a)
Serangan lutut
bawah, yaitu lintasannya dari bawah ke atas.
b)
Serangan lutut
samping, yaitu serangannya dari samping.
C. Belaan
Belaan merupakan
usaha membela diri dari serangan lawan, secara teknis belaan dibedakan menjadi
tiga, yaitu pembelaan dasar, lanjutan dan pembelaan taktik. Sesuai dengan
karateristik pencak silat, sebagai ilmu bela diri, maka usaha membela diri dari
serangan lawan merupakan pengertian dari pada pembelaan dalam pencak silat.
Pada dasarnya membela adalah mengeluarkan tubuh atau anggota tubuh kita dari
arah lintasan serang lawan atau mengalihkan serangan lawan hingga tidak
mengenai tubuh/anggota tubuh kita.
Perlu diperhatikan
dalam pembelaan adalah bentuk, arah lintasan serangan lawan, posisi dan gerak
kita untuk membela, dan bentuk belaan yang sesuai dengan serangan lawan. Posisi
tersebut meliputi pasangan, kuda-kuda dan sikap tubuh. Dilihat dari
kompleksitas gerakan teknik belaan dibagi tiga, yaitu belaan dasar, lanjutan
dan tinggi.
1.
Belaan Dasar
Dilihat dari bentuknya, belaan
dasar dibedakan menjadi tiga, yaitu hindaran, elakan dan tangkisan. Perbedaan
ketiga bentuk belaan tersebut terletak pada keluarnya tubuh/anggota tubuh dari
lintasan serang lawan.
a.
Hindaran
Hindaran adalah
memindahkan anggota/tubuh yang menjadi sasaran serangan lawan dengan cara
melangkah. Arah langkah yang dituju meliputi 8 penjuru mata angin. Hindaran ke
8 penjuru mata angin dapat dilakukan dengan cara :
1)
Hindar sisi, yaitu
menghindar ke samping lawan.
2)
Hindar angkat kaki,
yaitu menghindar dengan mengangkat kaki.
3)
Hindar kaki silang,
yaitu menghindar dengan menyilangkan kaki.
b.
Elakan
Elakan adalah
membela dengan posisi kaki tidak berpindah tempat atau kembali ke tempat
semula. Berdasarkan keluarnya tubuh/anggota tubuh dari serangan lawan, maka
elakan dibedakan menjadi empat, yaitu :
1)
Elakan atas, yaitu
mengelak dengan meloncat ke atas.
2)
Elakan bawah, yaitu
mengelak dengan cara merendahkan diri
3)
Elakan samping,
yaitu mengelak dengan cara memindahkan titik berat badan ke samping.
4)
Elakan belakang,
yaitu mengelak dengan cara memindahkan titik berat badan ke belakang.
c.
Tangkisan
Tangkisan adalah
belaan dengan cara kontak langsung bagian anggota badan dengan serangan. Kontak
langsung tersebut bertujuan untuk memindahkan atau membendung serangan lawan.
Anggota badan yang dapat dipergunakan untuk menangkis adalah :
1)
Tangkisan lengan
Tangkisan satu lengan yang meliputi :
a)
Tangkisan dalam,
yaitu tangkisan dari luar ke dalam.
b)
Tangkisan luar,
yaitu tangkisan dari dalam ke luar.
c)
Tangkisan atas,
yaitu tangkisan dari bawah ke atas.
d)
Tangkisan bawah,
yaitu tangkisan dari atas ke bawah.
2)
Tangkisan siku
Tangkisan siku terdiri dari :
a)
Tangkisan siku
dalam
b)
Tangkisan siku luar.
3)
Tangkisan dua
lengan
Tangkisan dengan dua lengan terdiri dari :
a)
Tangkisan dua
lengan/sejajar dua tangan
b)
Tangkisan dua
lengan membelah tinggi atau rendah
c)
Tangkisan dua
lengan silang tinggi atau rendah
d)
Tangkisan dua lengan
buang samping.
4)
Tangkisan kaki
Tangkisan kaki terdiri dari :
a)
Tutup samping
b)
Tutup depan
c)
Buang luar
d)
Busur luar/dalam
2.
Belaan lanjutan
Belaan lanjutan lebih kompleks daripada belaan dasar.
Belaan lanjutan bisanya di awali dengan teknik elakan, tangkisan dan terkadang
dengan gerak pendahuluan, serta gerakan berangkai. Belaan lanjutan terdiri dari
tangkapan, jatuhan, lepasan dan kuncian.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan penyajian pencak
silat, siswa atau pesilat perlu memilki perbendaharaan teknik dan taktik
sehingga mampu menampilkan teknik yang bervariasi. Kekayaan teknik belaan dan
serangan tidak hanya sekedar memukul dan menedang saja, tetapi dapat
mengembangkan teknik dan taktik menjatuhkan atau mengunci dan lepasan.
Pembelaan lanjutan merupakan pencak silat yang mempunyai
unsur yang lebih sulit dari elakan dan tangkisan. Pembelaan lanjutan dapat
diawali dengan elakan atau tangkisan yang kadang-kadang memerlukan gerak
pendahuluan atau gerakan berangkai.
Pembelaan lanjutan terdiri dari; tangkapan, jatuhan,
lepasan dan kuncian. Pada pertandingan pencak silat olahraga, jatuhan yang
benar nilainya 3, kuncian yang tidak bisa dilepaskan dalam 5 detik mendapat
nilai 5. Tangkapan menjatuhkan apalagi
mengunci merupakan keterampilan dan
pengetahuan yang tinggi. Cara menjatuhkan dan cara mengunci masing-masing ada
peratutan atau ketentuannya sehingga dianggap sah mendapat nilai. Ketentuan
unsur-unsur teknik yang diperkenankan adalah usaha untuk mencapai prestasi
berupa mengenai sasaran, menjatuhkan dan mengunci lawan serta teknik sambut,
yaitu memusnahkan serangan lawan dan membuat balasan yang berhasil. Dalam
melakukan teknik tersebut harus terpenuhi syarat, arah lintasan yang benar,
tidak mematahkan/merusak serta memenuhi ketentuan syarat nilai yang ditetapkan.
a.
Tangkapan
Tangkapan adalah
belaan dengan cara menahan lengan atau tungkai dari serangan lawan untuk
menjaga serangan berikutnya. Teknik tangkapan merupakan salah satu unsur dari
teknik jatuhan atau kuncian. Yang perlu diperhatikan dari teknik tangkapan
adalah kuda-kuda dengan keseimbangan badan, sikap tubuh dan kesesuaian
penggunaan lengan/tangan untuk menangkap serangan. Teknik tangkapan dapat
dilakukan dengan satu atau dua lengan. Berdasarkan penggunaan lengan, teknik
tangkapan dapat dibedakan dalam 3 bentuk, yaitu tangkapan tangan, lengan dan
ketiak/kempit.
Tangkapan adalah
suatu usaha pembelaan dengan cara menahan lengan/tungkai lawan untuk menjaga
serangan berikutnya atau merupakan unsur dari teknik jatuhan atau kuncian.
Tangkapan dapat dilakukan dengan satu atau dua lengan. Unsur tangkapan meliputi
kuda-kuda dan sikap tubuh yang memperhitungkan titik berat badan yang
memberikan keseimbangan yang kuat. Dalam keseimbangan itu
bukanlah berarti kuda-kuda demikian kokoh sehingga sukar bergerak, bahkan
sebaliknya haruslah mudah berubah ke bentuk posisi yang lain. Pengaturan tenaga
seefisien mungkin agar tidak cepat lelah dalam menghadapi lawan yang kuat.
Tangkapan yang baik
didahului dengan teknik elakan, yaitu menghindar dari sasaran gerak lawan atau
dari lintasan serangan lawan, atau dengan teknik tangkisan. Tangkapan dapat
dilanjutkan dengan teknik jatuhan atau kuncian.
1)
Tangkapan satu
lengan, terdiri dari
a)
Tangkapan dengan
tangan
b)
Tangkapan dengan
lengan
c)
Tangkapan dengan
ketiak/kempit
2)
Tangkapan tangan,
meliputi :
a)
Tangkapan dalam ke
luar
b)
Tangkapan luar ke
dalam
c)
Tangkapan
dilanjutkan dengan kuncian (lipatan belakang atau bawah)
3)
Tangkapan lengan,
meliputi :
a)
Tangkapan dari
dalam ke luar (lurus)
b)
Tangkapan dari
dalam ke luar (serong)
c)
Tangkapan dari luar
ke dalam.
4)
Tangkapan
ketiak/kempit
5)
Tangkapan dua
tangan, meliputi :
a)
Tangkapan dua
tangan rapat searah
b)
Tangkapan dua
tangan rapat berlawanan
c)
Tangkapan renggang
searah
d)
Tangkapan renggang
berlawanan
3.
Jatuhan
Jatuhan adalah teknik menjatuhkan lawan sebagai tindak
lanjut dari teknik tangkapan atau serangan langsung. Teknik jatuhan dapat
dilakukan dengan menambah tenaga serangan lawan searah, merubah arah serangan
lawan, menghilangkan tumpuan badan lawan.
Jatuhan adalah usaha menjatuhkan lawan sebagai tindak
lanjut dari tangkapan atau secara langsung. Jatuhan dapat dilakukan dengan cara
:
a.
Menambah tenaga
serangan lawan searah dengan : (1) tarikan dan (2) dorongan.
b.
Menambah tenaga
serangan lawan tarikan dan dorongan diawali dengan gerak elakan. Pertama
tangkap tarik searah serangan dan kedua hindar kemudian dorong searah serangan.
c.
Merubah arah
serangan lawan dengan : (1) tarikan, (2) dorongan dan (3) putaran.
Untuk merubah arah serangan lawan dengan tarikan,
dorongan dan putaran, dimana teknik ini didahului dengan elakan atau tangkapan.
Meniadakan tumpuan badan lawan dengan:
a.
Sapuan : meniadakan
tumpuan badan lawan dengan sapuan usaha menjatuhkan lawan dengan cara menyapu
kaki lawan menggunakan kaki. Dapat dilakukan dengan posisi tegak, rebah dan
lingkar.
b.
Kaitan : meniadakan
tumpuan lawan dengan kaitan, adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara mengait
lawan dengan menggunakan kaki. Dapat dilakukan dengan arah luar, dalam dan
belakang.
c.
Angkatan :
meniadakan tumpuan badan lawan dengan angkatan, adalah usaha menjatuhkan lawan
dengan cara mengangkat kaki lawan dengan kaki. Dilakukan dari dalam atau dari
belakang.
d.
Ungkitan :
meniadakan tumpuan badan lawan dengan ungkitan, adalah usaha menjatuhkan lawan
dengan cara mengungkit / mengganjal kaki lawan dengan menggunakan kaki disertai
dengan dorongan tangan.
e.
Guntingan :
meniadakan tumpuan badan lawan, dapat juga dilaksanakan dengan guntingan, yaitu
usaha menjatuhkan lawan dengan cara menggunting kaki lawan dengan menggunakan
kaki. Dilakukan dengan merebahkan diri.
Macam-macam
teknik jatuhan terdiri dari :
a.
Menambah tenaga serangan lawan searah
Teknik
ini dapat dilakukan dengan cara tarikan atau dorongan.
1)
Dengan cara
tarikan, pertama tangkap dan tarik searah dengan serangan
2)
Dengan cara
dorongan, pertama hindar dan dorong searah
b.
Merubah arah
serangan
Teknik jatuhan ini
dapat dilakukan dengan cara tarikan, dorongan dan putaran yang didahului dengan
teknik elakan atau tangkapan, yaitu :
1)
Dengan cara
tarikan, pertama tangkap dan tarik kesamping atau bawah.
2)
Dengan cara
dorongan, pertama elak dan dorong ke samping.
3)
Dengan cara putaran,
pertama tangkap dan putar ke kiri atau kanan.
c.
Menghilangkan
tumpuan badan lawan
Teknik jatuhan
dengan menghilangkan tumpuan badan lawan dapat dilakukan dengan sapuan, kaitan,
angkatan, ungkitan dan guntingan.
1)
Sapuan, yaitu
menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara menyapu kaki lawan dengan kaki
dan dapat dilakukan dengan posisi tegak, rebah dan melingkar.
2)
Kaitan, yaitu menghilangkan
tumpuan badan lawan dengan cara mengait kaki tumpu lawan dengan menggunakan
kaki. Kaitan dapat dilakukan dari arah luar, dalam dan belakang.
3)
Angkatan, yaitu
menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara mengangkat kaki lawan dengan
kaki. Angkatan dapat dilakukan dari arah dalam dan belakang.
4)
Ungkitan, adalah
menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara mengungkit atau mengganjal kaki
lawan dengan menggunakan kaki disertai dorongan lengan.
5)
Guntingan, yaitu
menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara menggunting kedua kaki lawan
dengan menggunakan dua kaki sambil merebahkan diri.
4.
Lepasan
Lepasan adalah
teknik melepaskan diri dari tangkapan lawan. Teknik lepasan dilakukan dengan
cara menarik lepas dengan satu tangan,
dua tangan, satu kaki dan dua kaki. Lepasan
adalah usaha untuk
melepaskan diri dari tangkapan
lawan, dilakukan dengan cara :
a.
Lepasan dengan satu
tangan, terdiri dari :
1)
Putaran
2)
Sentakan
3)
Tangkapan balasa
b.
Teknik lepasan dua
tangan, terdiri dari :
1)
Bantuan
2)
Serangan
3)
Bukaan
c.
Lepasan dengan
kaki, dilakukan dengan cara melipat lutut kaki yang ditangkap disertai dengan
tarikan lengan.
d.
Teknik lepasan
dengan dua kaki, dilakukan dengan cara memutar badan dengan menarik kaki yang
ditangkap disusul dengan tendangan belakang kaki lainnya.
5.
Kuncian
Kuncian adalah
menguasai lawan dengan tangkapan sempurna sehingga lawan tidak berdaya. Teknik
kuncian dapat dilakukan untuk menahan kemungkinan gerak lawan sambil mematikan
tiga titik persendian anggota badan lawan. Jenis tangkapan yang digunakan dalam
kuncian adalah tangkapan dengan tangan dan tungkai.
Kuncian dapat
dilakukan dengan cara :
a.
Menahan kemungkinan
gerak lawan
b.
Mematikan gerak
sendi dengan lipatan.
Unsur tangkapan dalam kuncian dapat merupakan tangkapan
tangan atau kaki. Teknik kuncian pada umumnya adalah mematikan tiga
tempat/titik anggota badan lawan. Kuncian dengan diawali tangkapan tangan
dilakukan dengan cara mengangkat lengan dilanjutkan dengan lipatan ke belakang
atau ke bawah.Kuncian dengan diawali menangkap kaki dilakukan dengan cara
menjatuhkan lawan.
Min, kalau urutan gerak p.silatnya apaaja ?
BalasHapusKumplit banget info nya, cmn syg gk ada pengertian sambut dlm pencak silat,, tlong tmbahin skripsinya..."
BalasHapus#wassalam
Gblk wirasa itu berkaitan dengan mimik muka
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusHuruf timbul merupakan suatu produk reklame atau adversiting yang berupa huruf, angka, ataupun logo. Huruf timbul sering kita temui di kantor, restoran, rumah sakit, dan lainnya.
BalasHapusAda beberapa bahan huruf timbul yaitu
Acrylic adalah bahan paling sering digunakan karena sifat bahan yang mudah di bentuk dan lebih fleksible dalam penggunaannya. Pembuatan huruf timbul acrylic biasanya memakai warna putih susu karna memiliki warna yang lebih menarik apabila dikombinasikan dengan Lampu LED.
Stainless adalah bahan yang memiliki 2 jenis yaitu mirror dan hairline, bahan stainles juga dapat dikombinasikan dengan bahan acrylic dan dipadukan dengan Lampu LED.
Galvanil, sama halnya dengan bahan stainless. Bahan galvanil juga dapat dikombinasikan dengan bahan acrylic dan dipadukan dengan Lampu LED.
Kami CV. Bahagia Sukses Makmur menawarkan jasa pembuatan Huruf Timbul untuk seluruh wilayah di Indonesia dengan varian harga yang berbeda beda sesuai dengan bahan yang dibutuhkan.
Untuk informasi pemesanan bisa hubungi di nomor telepon dibawah ini
No. Telpn : 0813 1614 0397
Alamat Kantor : Jl. Cendana Raya No. 15 A Bencongan Indan Karawaci Tangerang
https://huruftimbultangerang22.blogspot.com/
#huruftimbultangerang
#huruftimbuljakarta
#huruftimbulbandung
#hururftimbuldepok
#huruftimbuljkt
#huruftimbultgr
#huruftimbul
#jasapembuatanhuruftimbul
#jasapembuatanhuruftimbultangerang
#jasapembuatanhuruftimbuljakarta
#jasapembuatanhuruftimbuldepok
#jasapembuatanhuruftimbulbandung
#jualhuruftimbuljakarta
#jualhuruftimbulbandung
#jualhuruftimbultangerang
#jualhuruftimbuldepok