Kamis, 23 Februari 2012

Peran Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, sangat besar perannya terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa keberhasilan dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yang kita harapkan diperlukan adanya suatu cara dalam pelaksanaannya. Demikian juga untuk melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah, baik berupa alat-alat yang nyata di dalam melakukan suatu bentuk gerakan seperti: tongkat, simpai, gada, peti lompat, tambang, bola kasti, bola voli, bola kaki, bola basket, matras, lembing, peluru, dan sebagainya, maupun alat pendidikan yang berupa pembentukan kebiasaan, pemberian hadiah dan hukuman, pemberian motivasi, pemberian teguran, penugasan, dan sebagainya, kesemuannya merupakan suatu tindakan kepedulian di dalam pendidikan. Misal sebagai salah satu contoh, setiap bangun tidur anak-anak disuruh membereskan tempat tidurnya, mandi memakai sabun, membersihkan gigi dengan sikat gigi dan memakai odol, berpakaian yang rapi bila berangkat ke sekolah, dan yang lainnya.
Tindakan-tindakan yang diberikan kepada anak tersebut, bertujuan untuk menanamkan kebiasaan agar hidup teratur dan membiasakan anak hidup sehat. Selain tindakan, situasi dan sikap pun dapat dijadikan alat dalam pendidikan, misalnya seperti: pergaulan, upacara, peringatan, darmawisata, berkenalan, berkemah, perlombaan, latihan, dan sebagainya, memperlihatkan kasih sayang, memperhatikan dengan sungguh-sungguh, mau mendengarkan, kesediaan dalam memberikan bantuan atau pertolongan, memperlihatkan keramah-tamahan, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu alat tercapainya tujuan pendidikan, antara lain membantu dalam:
a.      Pembentukan Tubuh
Peran pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat dengan bertambahnya otot-otot menjadi lebih besar dan kuat, badan tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi, hingga dapat bersikap dan bertindak dengan sempurna, serta akan tumbuh dan berkembang secara harmonis. Dengan melakukan pendidikan jasmani yang teratur serta dibimbing dan diarahkan, maka organ-organ tubuh pun akan bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani.
Dengan demikian anak-anak akan memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap pentingnya pendidikan jasmani di dalam kehidupannya. Dengan demikian dasar tubuh yang kuat, anak-anak akan lebih meningkat lagi keterampilan geraknya. Menurut Sukintaka (2004) selain dari itu peran pendidikan jasmani sangat besar sumbangannya terhadap anak dalam:
1.)    Memenuhi keinginan untuk bergerak dan mempertahankan gerakan.
2.)    Mengembangkan perasaan terhadap gerakan dan irama, serta penghayatan terhadap ruang, waktu, dan bentuk.
3.)    Menganalisis kemungkinan-kemungkinan gerak untuk dirinya sendiri.
4.)    Memiliki keyakinan terhadap gerakan yang dilakukannya serta perasaan terhadap sikapnya.
5.)    Mengembangkan kemampuan gerak dan penyempurnaan gerak dengan melalui latihan-latihan yang teratur, sesuai dengan kemampuannya. 
b.      Pembentukan Prestasi
Telah kita ketahui bersama, bahwa untuk dapat mencapai suatu prestasi yang diinginkan di dalam pelajaran jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan pengusahaan terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam arti bukan saja pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pengajaran pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keampuhan pendidikan jasmani di dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain adalah:
1.)    Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.
2.)    Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab, dan peningkatankemampuan diri.
3.)    Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang sinngkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).
4.)    Menanamkan kepada anak untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap dirinya.
5.)    Menanamkan untuk belajar meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai prestasi yang diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga.
Dengan ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka diharapkan dikemudian hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi kelompok dan lingkungannya. 

c.       Pembentukan Sosial
Anak sebagai makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial. karena itu tidak mungkin ia akan dapat hidup menyendiri tanpa memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memperhatikan kepentingan umum. Anak-anak di dalam hidupnya, selalu terikat oleh norma-norma kehidupan bersama dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan bersama.
Oleh sebab itu, maka timbul suatu ilmu yang khusus untuk menelaah tentang kehidupan anak atau kelompok anak-anak yang terdiri dari individu-individu beserta sikap dan tindakannya, serta unsur-unsur yang terdapat di dalam kehidupannya bersama (sosiologi). Misalnya seperti: agama, adat-istiadat, keluarga, lingkungan, pemerintah, pendidikan, dan sebagainya, merupakan unsur-unsur sosial yang menyangkut perilaku dan tata kehidupan manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan di masyarakat. Di dalam kehidupan bersama anak-anak akan tumbuh dan berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari mengenai keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang lainnya.
Keadaan sama-sama berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada lingkungan di sekolahnya. Hal ini akan terlihat adanya perubahan dari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan untuk dapat berdiri sendiri.
Dengan demikian mereka sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari akan hidupnya, walaupun belum, secara mendalam. Namun demikian anak-anak sudah mulai diarahkan kepada nilai-nilai dan norma kehidupan bersama. Dengan melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif, kreatif  dan lebih bergairah.
Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial anak-anak antara lain adalah:
1.)      Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat
2.)      Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.
3.)      Membina dan memupuk ke arah pengembangan terhadap perasaan sosial, pengakuan terhadap orang lain.
4.)      Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan atau pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau berkorban.
5.)      Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif di dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja, maupun dalam mengisi waktu-waktu luangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar