Kamis, 23 Februari 2012

PEMBELAJARAN LEMPAR DAN TOLAK

Pembelajaran atletik pada sekolah dasar sangat dibutuhkan karena pembelajaran atletik dapat membangun kerja sama dan rasa sportifitas antar siswa. Di samping itu, pembelajaran dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat pantang menyerah. Namun pada kenyataannya pembelajaran atletik di sekolah dasar bagi siswa kurang menarik. Banyak siswa beranggapan proses pembelajaran atletik masih terpaku pada pembelajaran yang asli sehingga para siswa kurang tertarik akan pembelajaran yang diberikan. Para pendidik masih saja yang menyamakan proses pembelajaran dengan anak  SMP. Padahal siswa sekolah dasar masih membutuhkan proses pembelajaran yang aktif, menarik, dan menyenangkan. Para pendidik seharusnya dapat memodifikasi alat yang digunakan serta memberi variasi pada teknik dasar sesuai usia anak sekolah dasar.
Dalam sub unit ini akan dibahas beberapa bahasan mengenai nomor-nomor dalam lempar dan tolak. Bahan yang harus dikuasai Anda adalah:
1.      Teknik nomor-nomor melempar
2.      Teknik gerak dasar lompat
Setelah mempelajari dengan seksama sub unit ini diharapkan secara operasional Anda dapat dengan sungguh-sungguh:
1.      Mengerti dan dapat melakukan gerak dalam nomor-nomor lempar yaitu lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.
2.      Mengerti dan dapat melakukan serta menjelaskan nomor-nomor dalam lompat jauh yang terdiri dari lompat jauh (gaya jongkok, menggantung, jalan di udara) dan lompat tinggi (gaya flop, straddle, dan gunting).
A.  Teknik Nomor Melempar
Tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Gerak dasar lempar menjadi sumber pokok pengembangan tugas ajar dalam pembelajaran atletik. Siswa dapat diajarkan berbagai bentuk keterampilan motorik yang sesuai dengan kemampuannya. melempar dapat dilakukan dengan tangan kanan-kiri atau kedua tangan, lempar ke depan belakang, lempar ke atas-bawah-samping, tolakan, lemparan dengan sasaran, lemparan dengan bola, lemparan dengan peluru. Sebagai rangsangan kepada anak didik agar menyukai olahraga lempar dikenalkan permainan sebagai berikut:
Untuk mengerti dan memahami permainan yang lebih mendalam mengenai permainan dalam nomor lempar silahkan membaca buku Hans Katzenbogner seperti yang telah tertera dalam daftar pustaka. Setelah anak menyukai permainan-permainan yang dilakukan baru kemudian dibawa lebih serius kepada nomor perlombaan. Dalam nomor lempar ada beberapa cabang yang diperlombakan yaitu: lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru.
B.     Tolak Peluru
Pada teknik dasar yang diajarkan untuk anak sekolah dasar seharusnya disesuaikan dengan usia tersebut. Dan tanpa mengesampingkan teknik dasar yang ada. Para pendidik dapat memodifikasi dengan cara memberi variasi pada teknik dasar tersebut. Dalam hal ini dikhususkan pada pembelajaran atletik tolak peluru untuk siswa sekolah dasar kelas IV semester II. Para pendidik dapat memberikan teknik dasar yang sudah di variasikan dengan permainan anak-anak seperti: kedua siswa menempelkan kedua tangan mereka ke depan atas kira-kira 45 derajat dan saling mendorong atau saling menolak. Ada juga dengan cara mengayunkan tangan dari bawah ke depan atas kira-kira 45 derajat. Sehingga dengan adanya teknik dasar yang dibuat permainan anak-anak diharapkan siswa sekolah dasar dapat tertarik akan pembelajaran.
Dalam mempermudah penyampaian materi teknik dasar  para pendidik dapat memodifikasi alat tolak peluru yaitu peluru yang digunakan untuk pembelajaran. Dengan adanya alat yang  sudah dimodifikasi diharapkan siswa dapat tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang diberikan. Dalam hal ini peluru pada tolak peluru dibuat menyerupai yang asli, tetapi ukuran dan beratnya tidak sama karena  disesuaikan dengan usia siswa sekolah dasar. Peluru yang digunakan berupa bola plastik berukuran sebesar bola kasti, bola yang serupa tetapi diisi air, balon udara yang diisi air, dan kaleng bekas yang disusun sebagai sasaran peluru yang akan ditolak. Peluru dan kaleng yang sudah dimodifikasi dicat agar menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran atletik tolak peluru. Dengan adanya pembelajaran tolak peluru pada anak sekolah dasar diharapkan agar proses pembelajaran dapat menjadi PAKEM.
Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan benda berupa peluru sejauh mungkin. Sesuai dengan namanya, tolak, bukan lempar, alat itu ditolak atau didorong dengan satu tangan, mula-mula alat diletakkan dipangkal bahu. Ini berarti, siswa yang postur badannya tinggi  dan besar, berpeluang lebih besar untuk menjadi juara. Akan tetapi, tidak semua murid yang berpostur tubuh tinggi dan besar, akan dapat menolak peluru dengan baik. Pencapaian prestasi tolakan peluru membutuhkan koordinasi ketangkasan dan ketepatan waktu, kecepatan melempar, disamping kekuatan. Dalam keterampilan tolak peluru, ada dua cara awalan yang dapat dilakukan, yaitu awalan menyamping dan awalan mundur. Teknik awalan menyamping sudah diajarkan ditingkat SD.
Untuk tingkat SLTP akan digunakan teknik awalan mundur. Teknik awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan. Awalan ini juga dikenal pula dengan nama Gaya O’Brien, karena yang pertama kali melakukannya atau memperkenalkan adalah atlit bernama Feery O’Brien.





 








Gaya inilah yang menghasilkan tolakan yang paling jauh dibanding awalan lainnya. Paparan lebih rinci yang mengenai  karakteristik gerak dasar awalan mundur adalah sebagai berikut:
1.      Cara memegang peluru
a.        Peluru diletakkan pada pangkal jari-jari di telapak tangan.
b.       Jari telunjuk,  jari tengah dan jari kelingking merupakan titik tolakan yang utama dan membantu proses lontaran.
c.        Jari-jari tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga kedudukan agar tidak bergeser, atau jatuh, kemudian peluru diletakkan didepan bahu.
d.       Siku diangkat setinggi bahu, dan peluru bagian atas sedikit menempel pada tulang rahang bawah.

2.      Sikap badan saat menolak
a.        Posisi badan membelakangi arah tolakan, ini berarti sektor tolakan berada dibelakang.
b.       Bagi penolak dengan tangan kanan, berat badannya harus berada diatas kaki kanan dengan cara membungkukkannya ke depan.
c.        Kaki kiri diangkat kebelakang  dan berpijak pada ujung kaki.
d.       Siku lengan kiri dibengkokkan berada didepan dada.
e.        Menjaga keseimbangan badan, badan harus rileks.

3.      Gerakan Menolak
Pada saat posis badan sudah tepat dan keseimbangan, dan peluru dipegang dengan baik,mulailah berkonsentrasi dengan mengayun-ayunkan kaki kiri dengan muka dan ke belakang sehingga siap untuk tolakan.
a.        Geserkan kaki kanan dengan cepat ke belakang  ke arah tolakan.
b.       Selanjutnya, kaki kanan mendarat ditengah-tengah lingkaran.
c.        Lutut kanan masih tetap terlipat.
d.       Telapak kaki kanan mampu kuat di tanah.
e.        Badan masih berputar kebelakang, siap untuk meolak, kemudian luruskan lutut dengan tolakan yang kuat, sambil memutar badan ke depan arah tolakan.
f.        Lanjutkan dengan dorongan atau tolakan kuat tangan kanan ke arah atas dengan sudut tolakan lebih ke kaki kanan.
g.       Badan masih berputar ke belakang, siap untuk menolak,kemudian luruskan lutut dengan tolakan yang kuat, sambil memutar badan ke depan ke arah tolakan.
h.       Lanjutkan dengan dorongan atau tolakan kuat tangan kanan ke arah atas dengan sudut tolakan lebih kurang 45 derajat.

4.      Gerak Lanjutan dan Sikap Akhir
Gerakan akhir dengan gerak lanjutan dengan tahapan sebagai berikut :
a.        Setelah peluru dilepas, kaki kanan mendarat di depan menggantikan kedudukan kaki kiri.
b.       Kaki kiri terangkat untuk menjaga keseimbangan badan agar tidak jatuh ke depan.

Berdasarkan gambar di atas dapat mewakili gambaran yang sebelumnya telah diberikan  secara point per point. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada fase preparation (persiapan), glide (pergeseran), throw (menolak) dan recovery (pemulihan atau fase gerak lanjutan). Hal yang tidak kalah penting adalah fase power position (posisi terkuat untuk melakukan awalan menolak).
Hal yang perlu dihindari agar hasil tolakan jauh :
1.       Kurang keseimbangan pada awal gerakan.
2.       Gerak luncur tak sempurna karena dorongan terlalu tinggi.
3.       Mengangkat badan terlalu tinggi pada saat meluncur.
4.       Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke dalam di bawah badan (untuk yang tidak kidal).
5.       Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
6.       Gerakan kaki kiri terlalu ke samping.
7.       Terlalu cepat membuka badan.
8.       Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan



Berkebalikan dengan hal di atas, hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan tolak peluru adalah :
1.       Usahakan kaki kiri seimbang sepenuhnya dengan kaki kiri  mendorong jauh ke belakang.
2.       Capailah gerakan kaki seimbang sepenuhnya dengan kaki kiri mendorong jauh ke belakang.
3.       Usahakan badan bagian atas selalu relaks, sedang bagian bawah bergerak.
4.       Mencapai gerakan berkejangkauan luas dan cepat dari kaki kanan.
5.       Putarlah kaki kanan ke dalam selama gerakan meluncur.
6.       Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin.
7.       Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.
8.       Tahanlah yang kuat dengan kaki kiri.



C.    Teknik Gerak Dasar Loncat
Lompatan merupakan salah satu keterampilan kelompok yang harus dikuasai oleh siswa SD melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Keterampilan melompat memiliki 4 nomor yaitu lompat jauh, lompat tinggi dan lompat galah. Keempat nomor ini  perlu diajarkan kepada siswa SD khususnya lompat galah, guru bisa mempertimbangkan mana kala peralatan yang tersedia tidak memadai. Namun, sebagai pengayaan dalam pemahaman konsep gerak, tidak ada salahnya guru mencoba menyajikannya kepada siswa. Dalam nomor lompat kita mengenal ada 2  nomor lompat yaitu lompat jauh dan lompat tinggi.
Sebagai bahan permainan agar pembelajaran menarik dapat diberikan contoh permainan-permainan yang dapat dipilih dan dimodifikasi. Pelaksanaan modifikasi ini tergantung dari tingkat kreativitas kita untuk bersenang-senang dengan anak didik dan menyenangkan anak didik.
Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal, pelompat dapat melakukannya dengan berbagai gaya, yaitu terlihat dalam gambar singkat sebagai berikut:
Gambaran setiap teknik yang dipergunakan dalam lompat jauh memiliki kesamaan pada fase awalan dan take  off. Perbedaan terjadi setelah pelompat melakukan tolakan dan melayang di udara. Gerakan apa yang dilakukan pada waktu di udara dijadikan nama  dari teknik melomat. Secara pembahasan  teknik lompat jauh memiliki 4 fase; approach, take off (saat menolak), flight (melayang) dan landing (pendaratan). Setiap gaya memiliki masa keemasan masing-masing. Berdasarkan gambar diaas dapat dirinci satu persatu secara deskripsi sebagai berikut :


1.      Nomor lompat jauh
a.       Lompat jauh gaya jongkok (Gaya Ortodok)
Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. mengapa disebut   gaya jongkok? Karena gerak sikap badan sewaktu berada di udara menyerupai sikap seseorang yang sedang berjongkok. teknik gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok meliputi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang dan mendarat.
1)      Awalan
Awalan   berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari se optimal mungkin sebelum mencapai balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal, biasanya awalan berjarak antara 30-40 meter. Latihan kecepatan awalan dapat dilakukan dengan latihan-latihan sprint 10-20 meter yang dilakukan berulang-ulang. Panjang langkah, jumlah langkah dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan, harus selalu sama. Menjelang tiga sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang pelompat harus mampu berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat, tanpa mengurangi kecepatan.
2)      Tumpuan atau tolakan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan pada balok tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki, sangatlah menentukan bagi pencapaian hasil lompatan. Oleh sebab itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukan dengan membiasakan  jumlah langkah sebanyak 5 hingga 7 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri maupun kaki mana yang lebih kuat dan lebih dominan. Pada waktu menumpu, badan condong ke depan, titik berat badan harus  terletak agak ke depan. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu, segera diikuti dengan gerakan kaki yang diayunkan ke arah depan atas, dengan sudut tolakan berkisar antara 40-50 derajat.
3)      Melayang (sikap badan saat di udara)
Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka dengan posisi badan condong ke depan ia terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan, ia harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan rileks (tidak kaku), kemudian dilakukan gerakan-gerakan seikap tubuh di udara (waktu melayang). Posisi langkah pada waktu diudara berlangsung setelah kaki tolak menolakkan kaki pada balok tumpuan, kaki diayunkan kedepan atas untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas. Selanjutnya, diikuti kaki tolak menyusul kaki ayun. Pada saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan dalam sikap menjongkok. Keadaan ini harus dapat dipertahankan, sebelum pelompat melakukan pendaratan.
4)      Pada waktu mendarat
Pelompat harus menjulurkan kedua belah tangan sejauh-jauhnya kemuka dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya, supaya tidak jatuh kebelakang. Untuk mencegahnya, berat badan harus  dibawa kedepan, dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat, dibantu dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan, lutut dibengkokkan, sehingga memungkinkan  suatu momentum membawa badan ke depan atas. Kaki mendarat, dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai tanah.


b.      Lompat jauh gaya menggantung (gaya Snepper)
Gaya menggantung merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa disebut gaya menggantung, karena gerak dan sikap badan di udara, menyerupai orang yang sedang menggantung atau melenting ke belakang. Unsur-unsur yang harus dikuasai dalam melmpat gaya menggantung adalah: awalan, tumpuan/tolakan, sikap melayang dan mendarat. Keempat unsur ini mutlak harus dikuasai oleh pelompat. Tanpa pengetahuan teknik yang baik dan benar, hasil yang diperolehnya tidak akan maksimal.
1)      Awalan
Awalan harus dimulai dengan lari, yang berguna untuk mencapai kecepatan lari semaksimal mungkin sebelum mencapai balok tumpuan. Jarak awalan lari, tergantung pada pelompat. Bagi para pemula, seperti siswa SD, sebaiknya mengambil awalan cukup 10-15 meter. Bagi atlit yang sudah maju, untuk membangun kecepatan maksimal, ia harus mengambil awalan antara 20-30 meter.
2)      Tumpuan/tolakan
Tumpuan atau tolakan merupakan perpindahan yang cepat antara lain, awalan dan melayang. Urutan gerak tumpuan yang benar adalah :
a)      Tolakan dengan salah satu kaki yang lebih kuat dan dominan.
b)      Ketepatan tumpuan pada balok tumpu, serta tenaga tolakan, sangat menentukan hasil lompatan.
c)      Pada saat kaki menumpu pada balok, badan harus agak condong ke depan.
d)     Titik badan harus terletak agak ke muka.
e)      Gerakan kaki ayam, ke arah depan atas.
f)       Sudut tolakan,kurang lebih 45 derajat.

3)      Melayang (sikap badan di udara)
Setelah melompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat ke udara, dengan sikap/gaya menggantung. Untuk melakukannya, perlu dipatuhi beberapa prinsip :
a)      Pada saat melayang kaki diayun dan diangkat ke depan.
b)      kaki tolak, selaras dari tanah, diayunkan kembali ke belakang bersamaan atau sejajar dengan kaki ayun.
c)      Sikap badan dibusungkan ke depan atau melenting ke belakang.
d)     Lengan diayunkan ke atas belakang.
e)      Kepala tengadah.


4)      Mendarat
Pada waktu mendarat pelompat harus berusaha menjulurkan kedua belah tangannya ke depan, sejauh-jauhnya kemuka, sambil tidak kehilangan keseimbangan badan.
\    

c.        Lompat jauh gaya jalan di udara (walking in the air)
Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa disebut gaya berjalan di udara? karena gerak dari sikap badan di udara menyerupai orang yang sedang berjalan. Fase yang harus dilalui dalam lompat jauh jalan di udara hampir sama dengan dua jenis lompat jauh yang sebelumnya. Fase tersebut adalah fase awalan, tumpuan, melayang dan mendarat.

1)      Fase awalan
Fase awalan merupakan tahap Dimana pelompat mempersiapkan diri dengan berlari dengan kecepatan yang optimal untuk menghasilkan lompatan yang maksimal. Jauh dekat awalan pada dasarnya tidak ada ketepatan. Hal ini disebabkan setiap individu memiliki perbedaan dalam hal jarak yang dibutuhkan. Seorang pelompat akan membuat tanda jarak biasanya pelompat melakukan awalan.
2)      Fase tumpuan
Fase ini merupakan fase yang menetukan apakah lompatanyang dihasilkan jauh atau tidak dalam satuan jarak. Tumpuan yang dipergunakanmenggunakan kaki yang terkuat, menumpu pada balok tumpuan. Agar dekat tepat pada balok tumpuan  pelompat biasanya melakukan check beberapa kali dalam menyesuaikan langkah Pada waktu menumpu ada kaki tumpu berperan  sebagai tolakan dan kaki yang lain bertindak sebagai kaki ayun. Kaki ayun in akan memberi momentum ke atas dan menambah daya dorong dari kaki tumpu.
3)      Melayang
Dalam lompat jauh gaya jalan di udara, pelompat melakukan gerakan seperti berjalan di udara dengan cepat. Gerakan berjalan di udara dilakukan sekuat tenaga seirama dengan gerakan tangan dan lengan. Jalan di udara akan membawa keuntungan  menambah gaya dorong. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya fungsi kaki ayun yang berulang-ulang.


4)      Mendarat
Fase mendarat merupakan bagian akhir dari lompat jauh semua gaya. Pendaratan yang dilakukan dalam lompat jauh gaya jalan di udara dilakukan dengan menjulurkan lengan ke depan. Pendaratan diusahakan sejauh mungkin dari balok tumpuan.Perlu diperhatikan bahwa ukuran lompatan berakhir pada bagian tubuh paling belakang yang menyentuh pasir pada bak lompat.
2.      Nomor Lompat Tinggi
Nomor lompat termasuk pada keterampilan gerak asikliss. Perbedaan yang mencolok dari semua nomor lompat adalah fase melayang di udara. Nomor-nomor lompat dalam atletik adalah lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Tujuan nomor lompat adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin (lompat jauh, jangkit) dan memindahkan jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin (lompat tinggi, dan galah). Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan cara melewati mistar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lompat tinggi merupakan nomor individu dengan memperlombakan sejauh mana pelompat dapat melampaui mistar. Dalam lompat tinggi, ketinggian lompatan ditentukan oleh jumlah tiga ketinggian yang tidak bisa dipisahkan, yaitu: (1) ketinggian titik berat badan atlet pada saat tolakan kaki tersebut, (2) ketinggian perpindahan titik berat badan atlet setelah tolakan kaki tersebut, (3) perbedaan ketinggian maksimum titik berat badan atlet dengan ketinggian berat badan saat melewati mistar.
Hasil lompat tinggi ditentukan oleh jumlah hasil ketinggian yang dicapai dari ketinggian tolakan kaki, ketinggian melayang di udara, dan ketinggian melewati mistar. Ketinggian tolakan kaki ditentukan oleh posisi badan saat menolak. Ketinggian melayang di udara ditentukan oleh kecepatan vertikal dan perubahan kecepatan vertikal ketinggian melewati mistar ditentukan oleh posisi badan tertinggi yang dicapai dengan gerakan melewati di atas mistar. Dalam nomor lompat tinggi kita mengenal tiga macam gaya, yaitu: (1) gaya flop, (2) gaya guling straddle, (3) gaya gunting.
a.       Gaya flop
Lompat tinggi gaya flop merupakan gaya yang terbaru dan sekarang banyak dipergunakan oleh pelompat-pelompat dunia. Dibandingkan dengan gaya yang lain, gaya ini lebih efisien dalam memanfaatkan momentum ke atas dari gaya sentrifugal. Fase-fase dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut: awalan, tumpuan, melayang dan pendaratan.
1)      Fase awalan
          Awalan dalam lompat tinggi gaya flop biasanya dilakukan lari awalan 9 sampai 11 langkah melalui garis yang melengkung untuk 4 sampai 5 langkah terakhir. Langkah awalan ini lebih pendek daripada langkah awalan untuk lompat tinggi gaya straddle, terutama beberapa langkah terakhir dan gerak tumit pertama yang berat dikurangi.
Gerak kaki dari sedikit mengikuti suatu jalur yang paralel dengan mistar lompat, langkah terakhir dilakukan cepat dan lebih pendek daripada langkah kedua dari belakang. Lengan bersiap untuk melakukan gerakan mengangkat yang terakhir sedangkan badan condongkan ke belakang sedikit.

2)      Fase tolakan/take off
         Ini terjadi sangat cepat, kaki penolak ditekuk sedikit daripada gaya straddle dan kaki yang belum umumnya diangkat dengan dibengkokkan, kaki penolak, mengikuti garis normal dari lengkung awalan, dicampakkan hampir paralel dengan mistar lompat dan kaki bebas memutar ke dalam pada saat lutut diangkat kuat setinggi pinggang. Gerak rotasi untuk memutar punggung terhadap mistar lompat dihasilkan oleh keduanya, oleh kaki bebas ditarik ke dalam menyilang badan oleh kaki penolak memutar menghadap suatu garis yang lebih paralel dengan mistar lompat. Kedua lengan didorongkan ke atas sekuat-kuatnya dan sendi bahu dalam  gerakan mengangkat ini. Ada sedikit gerak memilin antara bahu dan pinggang, dengan bahu dan muka diputar sedikit terhadap mistar.

3)      Fase melayang
         Pada fase titik tinggi lompatan, siswa telah memutar sedemikian sehingga punggungnya menghadap mistar lompat. Kedua kaki tergantung rileks, ditekuk dan sedikit terpisah. Pinggang terangkat, menghasilkan sikap melengkung yang khas.
         Pada ketinggian mistar, badan terus berotasi memutar bagian atasnya melintang. Kepala dan bahu diturunkan ke arah matras pendaratan kemudian segera sesudah pinggang melewati mistar, kepala melewati atas dan kaki yang saat ini bengkok adalah diangkat. Melewati mistar yang terakhir dilakukan dengan pertama mengangkat lutut kemudian segera meluruskan kaki. Pendaratan dilakukan dengan punggung dan kaki terus bergerak ke belakang.
Berdasarkan analisis bahwa fase dalam lompat tinggi gaya flop dapat dibagi atas empat (4) fase; approach (awalan sampai langkah terakhir), take off (tolakan), bar clearance (posisi melayang melewati mistar), dan landing (pendaratan).
Hal-hal yang perlu untuk dihindari dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut:
a)      Lari awalan yang terlalu kencang.
b)      Langkah akhir yang terlalu panjang dan lambat.
c)      Condong badan ke arah mistar lompat.
d)     Kekurangan daya angkat dari lengan pada saat bertolak.
e)      Sikap badan yang kurang menguntungkan di atas mistar.
f)       Membentuk lengkung badan yang prematur/mendahului.
g)      Gerakan melewati mistar terlalu lambat oleh tungkai kaki.

Hal-hal yang harus diutamakan dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut:
a)      Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
b)      Lakukan langkah dengan akhir cepat.
c)      Ciptakan angkatan vertikal pada saat bertolak/take off.
d)     Dorong bahu dan lengan ke atas pada saat bertolak.
e)      Turunkan kepala dan angkat pinggang di atas mistar.
f)       Habiskan gerak angkatan secara maksimal sebelum memulai gerak rotasi/memutar.
g)      Angkatlah kaki dan kemudian luruskan dengan cepat segera setelah pinggang melewati mistar (Suyono, 1993: 73).


b.      Gaya guling (straddle)
Gaya guling samping  sering disebut juga dengan gaya anjing kencing. Diberi nama anjing kencing karena pada waktu melakukan pendaratan melakukan sikap seperti anjing yang sedang kencing. Dalam lompat tinggi gaya ini terbagi atas awalan, tolakan, sikap tubuh di atas mistar dan pendaratan.













 









1)      Awalan
Awalan dilakukan dengan mengambil tempat menyamping kira-kira 35 – 45 derajat. Langkah dalam melakukan awalan selalu ganjil. Cara mengukur jumlah langkah awalan dihitung mundur dari tempat melakukan tolakan.
2)      Tolakan
Tolakan pada lompat tinggi gaya guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar. Berbeda dengan kaki tumpu pada gaya lompat tinggi gaya flop. Pada gaya flop kaki tumpu adalah kaki bagian luar dan kaki ayun bagian dalam. Pada waktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.

3)      Sikap tubuh diatas mistar
Tubuh di atas mistar dimulai setelah kaki ayun melangkah bersamaan dengan tolakan kaki tumpu menolak. Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi daripada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping ke atas punggung supaya tidak menyentuh mistar.
4)      Mendarat
Bagian tubuh yang pertama kali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan. Dengan pendaratan yang seperti ini, maka lompat tinggi model ini sering disebut lompat tinggi gaya anjing kencing.

c.       Gaya gunting
Gaya ini dinamakan gaya gunting karena gerakan tungkai pada waktu melompati mistar seperti gerakan menggunting.  Lompat jauh gaya gunting dapat dijelaskan menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap awalan terdiri atas lari awalan diakhiri dengan langkah terakhir dengan langkah panjang dan merendahkan diri untuk mendapatkan tolakan yang tinggi. Kaki tumpu adalah kaki bagian dalam dan kaki ayun adalah kaki bagian luar. Setelah melakukan tolakan, kaki yang bertugas sebagai kaki ayun langsung naik ke atas melewati mistar bersama tubuh bagian atas. Kemudian kaki tumpu naik mengikuti gerakan kaki ayun melewati mistar dengan melakukan penekukan maksimal ke belakang untuk menghindari mistar. Sikap tubuh di atas mistar adalah telungkup dan mistar berada di bawah pangkal paha. Setelah melewati mistar, gerakan selanjutnya adalah gerakan pendaratan. Pendaratan dilakukan dengan kaki ayun terlebih dahulu diikuti kedua tangan dan kaki tumpu tetap dalam keadaan terangkat.
Secara umum hal-hal yang harus dihindari pada waktu melakukan lompat tinggi adalah:
1)      Memperpendek langkah akhir.
2)      Mencondongkan badan ke arah mistar-lompat pada saat bertolak.
3)      Angkatan (ke atas) tidak sempurna dari kaki bebas.
4)      Mengangkat kaki penolak tanpa membengkokkannya.
5)      Melengkungkan badan ke belakang dan mengangkat kepala pada waktu melewati mistar.
6)      Putaran/rotasi pinggang untuk memutari mistar-lompat tidak cukup.
Hal-hal yang harus diperhatikan/dilakukan pada waktu melakukan lompat tinggi antara lain:
1)      Memperpanjang langkah akhir dan merendahkan titik-pusat gravitasi.
2)      Bertolak dan angkat badan secara vertikal dengan gerakan lengan yang benar.
3)      Ayunan kaki bebas tinggi-tinggi.
4)      Tekuklah kaki penolak pada saat diangkat (ke atas).
5)      Rendahkan kepala dan bahu pada saat melampaui mistar.
6)      Buka keluar dengan kaki penolak untuk melampaui mistar (Suyono, 1993)

1 komentar: